G20 Indonesia
Menko Airlangga: Suara negara berkembang di G20 perlu ditingkatkan
5 September 2022 10:38 WIB
Menko Ekonomi Airlangga Hartarto dalam "video tapping" saat sesi pleno T20 Indonesia Summit yang berlangsung di Bali, Senin (5/9/2022). ANTARA/Sanya Dinda.
Bali (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan perwakilan suara negara berkembang di G20 yang kebanyakan berada di bumi bagian selatan, perlu terus ditingkatkan.
“Peningkatan perwakilan suara selatan ini sangat penting untuk memastikan narasi global yang sedang dibentuk dianggap adil dan dapat diterima oleh semua pemerintah dari semua jenis negara,” katanya dalam sesi pleno T20 Indonesia Summit di Nusa Dua, Bali, Senin.
Think 20 atau T20 adalah forum kerja sama lembaga pemikir (think tank) dan penelitian seluruh negara anggota G20. Kelompok 20 atau G20 adalah kelompok kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara dan Uni Eropa (EU).
Airlangga mengatakan isu global, seperti pandemi COVID-19, perubahan iklim, transformasi digital terjadi dalam skala yang membutuhkan penanganan kolektif dengan komitmen dari pemerintah semua negara dan pemangku kepentingan.
Sebagai kelompok yang terlibat dalam Presidensi G20 Indonesia yang terdiri dari para peneliti dan akademisi, T20 Indonesia berada pada posisi strategis dengan dua peran utama untuk memastikan independensi pemerintah setiap negara dan implementasi kebijakan yang inklusif.
“T20 dapat memberikan wawasan berharga tentang agenda apa yang harus difokuskan oleh para pemimpin global. T20 memiliki posisi penting untuk memastikan isu-isu yang ingin diselesaikan oleh pemimpin G20 terkait dengan fokus permasalahan tersebut,” ucapnya.
T20 juga berfungsi sebagai jangkar untuk memastikan pembahasan masalah prioritas secara inklusif dan tidak bias melalui sembilan gugus tugas yang telah dibentuk di bawah G20.
Pembentukan gugus tugas tersebut memungkinkan isu kritis yang dibahas tidak hanya menyangkut negara yang menjadi tuan rumah, atau dalam perhelatan Presidensi G20 Indonesia, permasalahan yang dibahas tidak sekadar menyangkut Indonesia.
“Aspek inklusivitas menjadi lebih penting dari sebelumnya, karena pandemi COVID-19 menciptakan ketimpangan yang semakin lebar di seluruh negara. Berada dalam kekuatan T20 untuk memastikan agenda dan formulasi penelitiannya mewakili negara maju dan berkembang secara setara,” ucapnya.
Baca juga: T20 Indonesia desak pimpinan G20 pulihkan ekonomi secara inklusif
Baca juga: Wamenkeu harap T20 hasilkan terobosan untuk biayai infrastruktur
Baca juga: T20: Butuh investasi 125 triliun dolar AS untuk capai emisi nol bersih
“Peningkatan perwakilan suara selatan ini sangat penting untuk memastikan narasi global yang sedang dibentuk dianggap adil dan dapat diterima oleh semua pemerintah dari semua jenis negara,” katanya dalam sesi pleno T20 Indonesia Summit di Nusa Dua, Bali, Senin.
Think 20 atau T20 adalah forum kerja sama lembaga pemikir (think tank) dan penelitian seluruh negara anggota G20. Kelompok 20 atau G20 adalah kelompok kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara dan Uni Eropa (EU).
Airlangga mengatakan isu global, seperti pandemi COVID-19, perubahan iklim, transformasi digital terjadi dalam skala yang membutuhkan penanganan kolektif dengan komitmen dari pemerintah semua negara dan pemangku kepentingan.
Sebagai kelompok yang terlibat dalam Presidensi G20 Indonesia yang terdiri dari para peneliti dan akademisi, T20 Indonesia berada pada posisi strategis dengan dua peran utama untuk memastikan independensi pemerintah setiap negara dan implementasi kebijakan yang inklusif.
“T20 dapat memberikan wawasan berharga tentang agenda apa yang harus difokuskan oleh para pemimpin global. T20 memiliki posisi penting untuk memastikan isu-isu yang ingin diselesaikan oleh pemimpin G20 terkait dengan fokus permasalahan tersebut,” ucapnya.
T20 juga berfungsi sebagai jangkar untuk memastikan pembahasan masalah prioritas secara inklusif dan tidak bias melalui sembilan gugus tugas yang telah dibentuk di bawah G20.
Pembentukan gugus tugas tersebut memungkinkan isu kritis yang dibahas tidak hanya menyangkut negara yang menjadi tuan rumah, atau dalam perhelatan Presidensi G20 Indonesia, permasalahan yang dibahas tidak sekadar menyangkut Indonesia.
“Aspek inklusivitas menjadi lebih penting dari sebelumnya, karena pandemi COVID-19 menciptakan ketimpangan yang semakin lebar di seluruh negara. Berada dalam kekuatan T20 untuk memastikan agenda dan formulasi penelitiannya mewakili negara maju dan berkembang secara setara,” ucapnya.
Baca juga: T20 Indonesia desak pimpinan G20 pulihkan ekonomi secara inklusif
Baca juga: Wamenkeu harap T20 hasilkan terobosan untuk biayai infrastruktur
Baca juga: T20: Butuh investasi 125 triliun dolar AS untuk capai emisi nol bersih
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: