Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 melaporkan bahwa jumlah kasus aktif COVID-19 di Indonesia pada Minggu berkurang 1.003 kasus menjadi 41.814 kasus.

Angka kasus aktif COVID-19 menunjukkan jumlah pasien yang masih menjalani karantina dan perawatan akibat infeksi virus corona tipe SARS-CoV-2.

Data dari Satuan Tugas juga menunjukkan bahwa pada Minggu ada tambahan 2.764 kasus COVID-19 sehingga jumlah akumulatif kasus infeksi virus corona sejak kasus pertama diumumkan pada Maret 2020 sampai sekarang seluruhnya 6.372.542 kasus.

Provinsi yang paling banyak menyumbang tambahan kasus pada Minggu yakni DKI Jakarta (1.257 kasus), disusul oleh Jawa Barat (436 kasus), Banten (305 kasus), Jawa Timur (293 kasus), dan Jawa Tengah (131 kasus).

Jumlah penderita COVID-19 yang sembuh pada Minggu bertambah 3.751 orang menjadi total 6.173.081 orang sedangkan jumlah pasien yang meninggal dunia karena penyakit itu tercatat bertambah 16 orang menjadi seluruhnya 157.647 orang.

Baca juga: 61,01 juta jiwa telah mendapat vaksin dosis ketiga Baca juga: Penerima dosis kedua vaksin COVID-19 telah capai 171 juta orang


Pemerintah telah melonggarkan pembatasan-pembatasan yang diterapkan untuk mencegah penularan COVID-19, tetapi tetap menjalankan upaya-upaya untuk mencegah dan mengendalikan penularan penyakit tersebut, termasuk di antaranya melaksanakan vaksinasi.

Pemerintah mendorong warga untuk menjalani vaksinasi dosis ketiga atau dosis penguat guna meningkatkan ketahanan tubuh terhadap serangan COVID-19.

Guru Besar Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Amin Soebandrio menyatakan mutasi telah menyebabkan varian-varian baru COVID-19 semakin melemah.

“Mutasi itu sebetulnya justru membuat virusnya tampak lemah. Hanya empat sampai lima persen dari mutasi yang dapat membuat virus lebih fit atau bisa menyesuaikan diri,” kata Amin.

Amin menuturkan apabila mutasi virus dapat terjadi secara acak. Dalam proses itu, virus akan bereplikasi memperbanyak diri saat menemukan orang (host) baru untuk ditularkan, namun terdapat kemungkinan bila terjadi kesalahan penyalinan terhadap materi genetiknya.

Akibatnya, hanya empat sampai dengan lima persen virus dari hasil mutasi yang dapat menyesuaikan diri terhadap tekanan lingkungan di sekitarnya, baik karena obat ataupun antibodi.

Baca juga: Satgas minta RT/RW se-Kepri gerakkan warga ikuti vaksinasi booster
Baca juga: Satgas: Kasus positif COVID-19 naik 3.260