40 persen lebih warga AS yakin perang saudara dalam 10 tahun mendatang
2 September 2022 19:25 WIB
London, 1 September (Xinhua) -- Lebih dari 40 persen warga Amerika meyakini bahwa perang saudara di Amerika Serikat (AS) kemungkinan terjadi dalam 10 tahun mendatang karena polarisasi politik dan kekerasan jalanan meningkat, seperti dilansir outlet media Inggris, The Guardian, baru-baru ini mengutip hasil sebuah jajak pendapat.
London (ANTARA) - Menurut survei yang dilakukan oleh perusahaan data yang berbasis di Inggris, YouGov, dan majalah The Economist, sekitar 43 persen warga Amerika meyakini bahwa perang saudara setidaknya kemungkinan terjadi dalam 10 tahun mendatang.
Di kalangan para pendukung kuat Partai Demokrat dan kalangan independen, persentase responden yang meyakini hal tersebut mencapai 40 persen, sedangkan di kalangan pendukung kuat Partai Republik, angkanya 54 persen.
Temuan itu sama dengan beberapa hasil serupa dalam survei lainnya, kata The Guardian.
Meski demikian, sebagian besar ahli meyakini bahwa konflik bersenjata skala penuh, seperti Perang Saudara Amerika yang terjadi pada 1861-1865 silam, tetap tidak mungkin terjadi, "banyak pihak yang takut akan meningkatnya perpecahan politik yang tajam dan kekerasan politik yang eksplisit," ungkap laporan itu.
Sejak insiden penyerbuan di Capitol pada 6 Januari 2021 lalu, ketakutan akan kekerasan politik mengalami peningkatan, yang mengindikasikan bahwa retorika yang memanas dari para pendukung mantan presiden AS Donald Trump telah memicu ketakutan publik, tulis laporan itu.
Di kalangan para pendukung kuat Partai Demokrat dan kalangan independen, persentase responden yang meyakini hal tersebut mencapai 40 persen, sedangkan di kalangan pendukung kuat Partai Republik, angkanya 54 persen.
Temuan itu sama dengan beberapa hasil serupa dalam survei lainnya, kata The Guardian.
Meski demikian, sebagian besar ahli meyakini bahwa konflik bersenjata skala penuh, seperti Perang Saudara Amerika yang terjadi pada 1861-1865 silam, tetap tidak mungkin terjadi, "banyak pihak yang takut akan meningkatnya perpecahan politik yang tajam dan kekerasan politik yang eksplisit," ungkap laporan itu.
Sejak insiden penyerbuan di Capitol pada 6 Januari 2021 lalu, ketakutan akan kekerasan politik mengalami peningkatan, yang mengindikasikan bahwa retorika yang memanas dari para pendukung mantan presiden AS Donald Trump telah memicu ketakutan publik, tulis laporan itu.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022
Tags: