Pakar kemukakan tujuh aspek zoonosis yang memicu peningkatan kasus
2 September 2022 16:09 WIB
Direktur Pasca-Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama berpose bersama hewan ternak sapi di Balai Litbangkes Waikabubak, NTT. (ANTARA/HO-YARSI).
Jakarta (ANTARA) - Direktur Pasca-Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama mengemukakan tujuh aspek penyakit zoonosis yang berpotensi memicu peningkatan kasus di Indonesia.
"Pertama, zoonosis adalah penyakit Infeksi yang ditularkan dari hewan, utamanya vertebrata ke manusia," kata Tjandra Yoga Aditama yang dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.
Aspek kedua, menurut Tjandra adalah patogen yang ditularkan dapat dalam bentuk virus, bakteri atau parasit.
Tjandra yang juga Guru Besar FKUI itu mengatakan aspek ketiga, yakni penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan hewan domestik, pertanian atau hewan liar, dan juga melalui makanan atau air.
"Dekatnya hubungan manusia dan hewan, merupakan salah satu faktornya," katanya.
Aspek keempat, penyakit yang ditularkan dapat saja ringan tapi dapat juga berat dan menimbulkan kematian.
Baca juga: Entomolog: Perubahan iklim secara tidak langsung pengaruhi zoonosis
Beberapa contohnya yang ada di Indonesia, kata Tjandra, antara lain COVID-19, Flu Burung, Antrhrax, dan Rabies. "Khusus penyakit Rabies, sudah menimbulkan lebih dari sepuluh kematian di Bali pada tahun ini," katanya.
Aspek kelima, di dunia diperkirakan 60 persen penyakit menular dan sampai 75 persen penyakit baru adalah bersifat zoonosis.
Aspek keenam, di dunia diperkirakan setiap tahunnya zoonosis mengakibatkan 2,5 miliar kejadian penyakit menular dan 2,7 juta kematian, kata Tjandra.
Aspek terakhir, penanganan utama zoonosis adalah melalui pendekatan One Health.
"Yang saya usulkan istilah bahasa Indonesia sebagai “Kesehatan, Satu Bersama”, yaitu pendekatan kolaboratif dalam pelayanan kesehatan manusia, hewan dan lingkungan yang dilaksanakan secara terpadu," katanya.
Baca juga: Indonesia bimbing pelatihan bioinformatika untuk ASEAN
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo pada Dies Natalis ke-59 Institut Pertanian Bogor (IPB) Kamis (1/9) menyatakan bahwa penyakit zoonosis diprediksi akan terus meningkat.
"Siapkan early warning zoonosis untuk menghadapi ancaman penyakit infeksius yang bersumber dari hewan. Penyakit zoonosis diprediksi akan terus meningkat," katanya.
Presiden mendorong kalangan akademisi untuk mempelajari ilmunya, mengembangkan pengetahuan untuk mengurangi ancaman yang membahayakan kesehatan manusia, dan menekan risiko atas dampak yang diakibatkan.
Baca juga: IDI: Vaksinasi cacar monyet untuk orang berisiko tinggi
"Pertama, zoonosis adalah penyakit Infeksi yang ditularkan dari hewan, utamanya vertebrata ke manusia," kata Tjandra Yoga Aditama yang dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.
Aspek kedua, menurut Tjandra adalah patogen yang ditularkan dapat dalam bentuk virus, bakteri atau parasit.
Tjandra yang juga Guru Besar FKUI itu mengatakan aspek ketiga, yakni penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan hewan domestik, pertanian atau hewan liar, dan juga melalui makanan atau air.
"Dekatnya hubungan manusia dan hewan, merupakan salah satu faktornya," katanya.
Aspek keempat, penyakit yang ditularkan dapat saja ringan tapi dapat juga berat dan menimbulkan kematian.
Baca juga: Entomolog: Perubahan iklim secara tidak langsung pengaruhi zoonosis
Beberapa contohnya yang ada di Indonesia, kata Tjandra, antara lain COVID-19, Flu Burung, Antrhrax, dan Rabies. "Khusus penyakit Rabies, sudah menimbulkan lebih dari sepuluh kematian di Bali pada tahun ini," katanya.
Aspek kelima, di dunia diperkirakan 60 persen penyakit menular dan sampai 75 persen penyakit baru adalah bersifat zoonosis.
Aspek keenam, di dunia diperkirakan setiap tahunnya zoonosis mengakibatkan 2,5 miliar kejadian penyakit menular dan 2,7 juta kematian, kata Tjandra.
Aspek terakhir, penanganan utama zoonosis adalah melalui pendekatan One Health.
"Yang saya usulkan istilah bahasa Indonesia sebagai “Kesehatan, Satu Bersama”, yaitu pendekatan kolaboratif dalam pelayanan kesehatan manusia, hewan dan lingkungan yang dilaksanakan secara terpadu," katanya.
Baca juga: Indonesia bimbing pelatihan bioinformatika untuk ASEAN
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo pada Dies Natalis ke-59 Institut Pertanian Bogor (IPB) Kamis (1/9) menyatakan bahwa penyakit zoonosis diprediksi akan terus meningkat.
"Siapkan early warning zoonosis untuk menghadapi ancaman penyakit infeksius yang bersumber dari hewan. Penyakit zoonosis diprediksi akan terus meningkat," katanya.
Presiden mendorong kalangan akademisi untuk mempelajari ilmunya, mengembangkan pengetahuan untuk mengurangi ancaman yang membahayakan kesehatan manusia, dan menekan risiko atas dampak yang diakibatkan.
Baca juga: IDI: Vaksinasi cacar monyet untuk orang berisiko tinggi
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022
Tags: