Singapura (ANTARA) - Dolar AS menuju kenaikan mingguan ketiga berturut-turut dan berada di dekat level tertinggi selama beberapa dekade terhadap euro dan yen di sesi Asia pada Jumat pagi, dengan investor dalam mood rendah untuk menjual, menjelang data tenaga kerja AS yang dapat mendukung kasus kenaikan suku bunga.
Sebuah survei manufaktur AS yang solid semalam sudah cukup untuk mendorong greenback di atas 140 yen untuk pertama kalinya sejak 1998 dan juga mencapai tertinggi 2,5 tahun terhadap sterling dan berada di tertinggi enam minggu terhadap dolar Australia dan Selandia Baru.
Terhadap dolar AS yang lebih kuat, euro jatuh kembali di bawah paritas pada 0,9956 dolar, tidak jauh dari level terendah 20 tahun minggu lalu di 0,99005 dolar. Yen stabil di 139,91 per dolar setelah menembus 140,27 di awal perdagangan Asia.
Indeks dolar mencapai puncak dua dekade di 109,99 di perdagangan New York dan terakhir di 109,56. Indeks naik lebih dari 1,0 persen dalam seminggu sejak Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan di Jackson Hole, Wyoming bahwa suku bunga perlu tinggi "untuk beberapa waktu" guna mengendalikan inflasi, yang agak mengejutkan pasar.
Sterling turun 0,7 persen semalam dan jatuh sekitar 1,5 persen minggu ini. Sterling terakhir di 1,1552 dolar setelah menyentuh 1,1499 dolar semalam.
Dolar Australia dan Selandia Baru masing-masing turun sekitar 1,0 persen pada minggu ini, dengan Aussie terakhir di 0,6792 dolar AS dan kiwi di 0,6077 dolar AS, level terendah sejak awal pandemi pada tahun 2020, ketika dolar AS melonjak.
"Kami telah berpikir bahwa perlambatan ekonomi akan cukup untuk menghentikan kenaikan Fed pada November, tetapi anggukan jelas Powell untuk kebijakan restriktif menunjukkan batas yang lebih tinggi untuk jeda," kata Steve Englander, kepala penelitian valas G10 di Standard Chartered.
"Kami pikir data tenaga kerja AS harus melambat secara dramatis untuk mencegah kenaikan suku bunga kebijakan 75 basis poin," katanya.
Data penggajian non-pertanian akan dirilis pada pukul 12.30 GMT dan para ekonom memperkirakan 300.000 pekerjaan ditambahkan pada Agustus, yang akan memperpanjang rangkaian data kuat. Kejutan jauh di bawah 275.000 akan diperlukan untuk mengubah prospek suku bunga, kata Englander.
Dana Fed berjangka memperkirakan sekitar 75 persen kemungkinan bahwa Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin bulan depan dan telah seminggu terjadi penjualan besar-besaran di pasar obligasi pemerintah, mengangkat imbal hasil dua tahun sebesar 12 basis poin dan imbal hasil 10-tahun sebesar 23 basis poin.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS dua tahun mencapai tertinggi 15-tahun di 3,551 persen semalam dan pada obligasi 10-tahun mencapai tertinggi 2,5 bulan di 3,297 persen.
Pergerakan tersebut telah mendukung pergerakan dolar terhadap yen khususnya, karena imbal hasil Jepang berlabuh mendekati nol.
Pemerintah Jepang mengawasi pergerakan mata uang dengan rasa urgensi yang akut, kata Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno pada Jumat.
Pertemuan bank sentral dijadwalkan di Eropa dan Australia minggu depan dan pasar memperkirakan kenaikan suku bunga. Pedagang melihat sekitar 60 persen peluang kenaikan 50 basis poin di Australia dan hampir 80 persen peluang kenaikan 75 basis poin oleh Bank Sentral Eropa.
Baca juga: Dolar melemah di Asia, pasar menanti rilis data pekerjaan di AS
Baca juga: Dolar naik ke 135 yen, imbal hasil obligasi AS bergerak lebih tinggi
Baca juga: Dolar dekati tertinggi 20 tahun di tengah aksi jual pasar global
Dolar bertahan di tertinggi 2 dekade di Asia jelang data pekerjaan AS
2 September 2022 09:08 WIB
Ilustrasi - Mata uang euro, dolar AS, dolar Hong Kong, yen Jepang, pound, dan uang kertas 100 yuan China. ANTARA/REUTERS/Jason Lee/aa.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: