New York (ANTARA) - Indeks dolar AS melonjak ke level tertinggi 20 tahun pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), dan mencapai puncak dalam 24 tahun terhadap yen Jepang yang sensitif terhadap suku bunga.

Kenaikan dolar tersebut setelah data menunjukkan ekonomi AS yang tangguh, memberi Federal Reserve lebih banyak ruang untuk secara agresif menaikkan suku bunga guna meredam inflasi.

Mata uang AS itu menguat setelah laporan pemerintah menunjukkan bahwa jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran menurun lebih lanjut minggu lalu, konsisten dengan permintaan yang kuat untuk pekerja dan kondisi pasar tenaga kerja yang ketat.

Laporan tersebut juga menunjukkan lebih sedikit PHK pada Agustus, meskipun ada kenaikan suku bunga yang besar dan kuat dari Fed untuk melawan inflasi yang tinggi selama beberapa dekade, yang telah meningkatkan risiko resesi.

Data dari Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan manufaktur AS tumbuh stabil pada Agustus karena lapangan kerja dan pesanan baru rebound, sementara pelonggaran lebih lanjut dalam tekanan harga memperkuat pandangan bahwa inflasi kemungkinan telah mencapai puncaknya.

"Tidak mengherankan bahwa dolar mencapai rekor tertinggi baru karena arus safe-haven dari pelemahan ekonomi global dan karena ekonomi AS yang tangguh membuka jalan bagi The Fed untuk tetap agresif," kata Edward Moya, kepala analis pasar di Oanda.

"Dolar telah terbangun dari tidur siang dan itu bisa menyebabkan lebih banyak rasa sakit bagi mata uang Eropa," katanya.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, naik 0,671 persen menjadi 109,59 pada pukul 19.10 GMT, setelah sebelumnya menyentuh 109,99, tertinggi sejak Juni 2002.

Ekspektasi untuk kenaikan suku bunga AS 75 basis poin ketiga berturut-turut pada pertemuan Fed 20-21 September meningkat didukung data ekonomi yang solid, dengan dana Fed berjangka terakhir menunjuk ke sekitar 77,1 persen peluang kenaikan tersebut.

Ini membantu mendorong imbal hasil pada imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan ke level tertinggi lebih dari dua bulan di 3,297.

Perhatian pasar sekarang akan beralih ke laporan penggajian non-pertanian (nonfarm payrolls/NFP) AS Agustus, yang akan dirilis pada Jumat, yang akan menjadi salah satu poin data utama yang memandu anggota Fed ketika mereka bertemu akhir bulan ini.

Pembacaan yang kuat dapat membantu mata uang safe-haven dolar menarik lebih banyak permintaan.

"Bahkan setelah mencapai rekor baru, kekuatan dolar memiliki ruang lingkup untuk diperpanjang lebih jauh, didorong oleh perlambatan global dan krisis energi Eropa pada khususnya," kata analis di Generali Insurance Asset Management.

Euro turun 0,99 persen, jatuh kembali di bawah paritas terhadap dolar menjadi 0,9953 dolar, sementara pound Inggris mencapai level terendah baru 2,5 tahun di 1,1501 dolar dan terakhir turun sekitar 0,69 persen.

Aktivitas manufaktur di seluruh zona euro menyusut untuk bulan kedua pada Agustus, menurut sebuah survei, dan sementara biaya energi Eropa telah sedikit melunak minggu ini, mereka tetap pada tingkat yang sangat tinggi.

Yen Jepang merosot ke level 140,23 yen per dolar, terendah sejak 1998. Dolar terakhir naik 0,81 persen pada 140,095 yen.

"Pendorong utama tetap perbedaan suku bunga antara Jepang dan AS, dan bahkan aksi harga hari ini hanya mengikuti pergerakan semalam yang lebih tinggi dalam suku bunga AS. Kami pikir jalan ke depan akan bergantung pada bagaimana suku bunga AS berperilaku," kata Sosuke Nakamura, ahli strateg pada JPMorgan di Tokyo.

Dolar Australia dan Selandia Baru yang sensitif terhadap risiko juga dijual sebagai bagian dari pergerakan menuju aset safe haven dan mencapai level terendah sejak Juli.

Aussie terakhir turun 0,89 persen pada 0,67825 dolar AS, dan Kiwi turun 0,83 persen pada 0,6069 dolar AS.

Di pasar uang kripto, bitcoin yang juga diperdagangkan sejalan dengan sentimen risiko, turun 1,17 persen, diperdagangkan sedikit di bawah 20.000 dolar AS.


Baca juga: Minyak anjlok tertekan penguatan dolar dan kekhawatiran permintaan
Baca juga: Emas jatuh 16,90 dolar, perpanjang kerugian jelang data pekerjaan AS
Baca juga: Rupiah melemah seiring terjadinya deflasi pada Agustus