Menteri ESDM: Konversi motor listrik dorong pertumbuhan industri baru
1 September 2022 15:56 WIB
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif (tengah) didampingi Gubernur Bali Wayan Koster (kanan) dan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (kiri) bersiap mengendarai sepeda motor konversi saat kegiatan Parade Konversi Sepeda Motor BBM ke Listrik di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (1/9/2022). untuk mengkampanyekan penggunaan kendaraan listrik guna mendukung transisi menuju energi bersih. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/foc.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus menggalakkan program konversi sepeda motor berbahan bakar minyak menjadi sepeda motor listrik untuk mengakselerasi tumbuhnya ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan program konversi itu dapat mendorong pertumbuhan industri baru di dalam negeri, mengingat industri lokal sudah mampu membuat transmisi dan komponen motor listrik.
"Indonesia masih impor minyak mentah dan juga BBM karena sumber minyak kita umumnya tua dan produksinya turun. Tapi kalau bisa diganti pakai listrik, kita pakai baterai, bisa menghemat anggaran," kata Menteri Arifin Tasrif dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
"Mudah-mudahan kita bisa produksi komponen konversi ini di dalam negeri. Ini juga mendorong usaha baru, pertumbuhan industri baru, sehingga bisa mendorong perekonomian," imbuhnya.
PT PLN (Persero) hari ini menggelar parade kendaraan listrik yang terdiri dari 77 sepeda motor listrik dengan 20 diantaranya adalah motor konversi dari BBM ke listrik di Nusa Dua, Bali.
Parade itu diikuti oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, Gubernur Bali I Wayan Koster, dan seluruh stakeholder di Provinsi Bali.
Baca juga: Indonesia targetkan ada enam juta unit motor listrik pada 2025
"Melalui parade ini kami hendak menunjukkan kepada dunia komitmen kami dalam transisi energi. Bahwa saat ini eranya kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan dan juga murah," kata Darmawan.
Lebih lanjut ia menjelaskan program konversi itu membongkar dan mengganti komponen mesin bakar motor dengan motor listrik tipe mid drive controler dan baterai serta kabel-kabel dan perbaikan rangka-rangka serta lampu.
Sebanyak 20 motor yang dikonversi dilakukan di Kementerian ESDM didukung PLN Pusat Pemeliharaan Listrik (Purhalis).
"Kami melibatkan siswa SMK serta bengkel lokal seperti Percik, Makara EV yang tergabung dalam komunitas Dewata Electric Vehicle Association (DEVA)," kata Darmawan.
Program konversi itu pun teruji karena telah dilakukan pemeriksaan fisik oleh tim Ditlantas Polda Bali serta pemeriksaan kelengkapan STNK dan BPKB atas seluruh motor BBM sebelum dan setelah dikonversi. Pasca-pengecekan tersebut, Korlantas Bali melakukan proses perubahan STNK dan BPKB dengan ciri khusus untuk kendaraan listrik.
Baca juga: Kementerian ESDM gelar pelatihan konversi motor listrik bagi UMKM
Sosialisasi itu juga sekaligus langkah dalam mengajak masyarakat beralih ke kendaraan listrik guna membantu pengurangan emisi karbon.
Darmawan memaparkan satu liter BBM menghasilkan emisi karbon 2,4 kilogram, sedangkan 1 kWh listrik hanya menghasilkan emisi 0,85 kilogram. Artinya, kalau 1,5 kWh hanya menghasilkan emisi sekitar 1,3 kilogram.
"Ketika masyarakat memakai kendaraan listrik, maka masyarakat juga terlibat aktif dalam upaya pengurangan emisi karbon," ucapnya.
Melalui parade itu juga memperlihatkan bahwa perhelatan G20 di Bali sudah didukung penuh oleh kendaraan ramah lingkungan yaitu listrik, bahkan transportasi massa seperti bus sudah berbasis listrik.
"Saat ini kami sudah mengoperasikan 143 unit SPKLU di seluruh Indonesia. Khususnya di Bali, kami juga sudah menyiapkan SPKLU ultra fast charging untuk mendukung perhelatan KTT G20 yang mana para delegasi akan memakai kendaraan listrik," katanya.
Baca juga: PLN terus tambah SPKLU untuk dukung ekosistem kendaraan listrik
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan program konversi itu dapat mendorong pertumbuhan industri baru di dalam negeri, mengingat industri lokal sudah mampu membuat transmisi dan komponen motor listrik.
"Indonesia masih impor minyak mentah dan juga BBM karena sumber minyak kita umumnya tua dan produksinya turun. Tapi kalau bisa diganti pakai listrik, kita pakai baterai, bisa menghemat anggaran," kata Menteri Arifin Tasrif dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
"Mudah-mudahan kita bisa produksi komponen konversi ini di dalam negeri. Ini juga mendorong usaha baru, pertumbuhan industri baru, sehingga bisa mendorong perekonomian," imbuhnya.
PT PLN (Persero) hari ini menggelar parade kendaraan listrik yang terdiri dari 77 sepeda motor listrik dengan 20 diantaranya adalah motor konversi dari BBM ke listrik di Nusa Dua, Bali.
Parade itu diikuti oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, Gubernur Bali I Wayan Koster, dan seluruh stakeholder di Provinsi Bali.
Baca juga: Indonesia targetkan ada enam juta unit motor listrik pada 2025
"Melalui parade ini kami hendak menunjukkan kepada dunia komitmen kami dalam transisi energi. Bahwa saat ini eranya kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan dan juga murah," kata Darmawan.
Lebih lanjut ia menjelaskan program konversi itu membongkar dan mengganti komponen mesin bakar motor dengan motor listrik tipe mid drive controler dan baterai serta kabel-kabel dan perbaikan rangka-rangka serta lampu.
Sebanyak 20 motor yang dikonversi dilakukan di Kementerian ESDM didukung PLN Pusat Pemeliharaan Listrik (Purhalis).
"Kami melibatkan siswa SMK serta bengkel lokal seperti Percik, Makara EV yang tergabung dalam komunitas Dewata Electric Vehicle Association (DEVA)," kata Darmawan.
Program konversi itu pun teruji karena telah dilakukan pemeriksaan fisik oleh tim Ditlantas Polda Bali serta pemeriksaan kelengkapan STNK dan BPKB atas seluruh motor BBM sebelum dan setelah dikonversi. Pasca-pengecekan tersebut, Korlantas Bali melakukan proses perubahan STNK dan BPKB dengan ciri khusus untuk kendaraan listrik.
Baca juga: Kementerian ESDM gelar pelatihan konversi motor listrik bagi UMKM
Sosialisasi itu juga sekaligus langkah dalam mengajak masyarakat beralih ke kendaraan listrik guna membantu pengurangan emisi karbon.
Darmawan memaparkan satu liter BBM menghasilkan emisi karbon 2,4 kilogram, sedangkan 1 kWh listrik hanya menghasilkan emisi 0,85 kilogram. Artinya, kalau 1,5 kWh hanya menghasilkan emisi sekitar 1,3 kilogram.
"Ketika masyarakat memakai kendaraan listrik, maka masyarakat juga terlibat aktif dalam upaya pengurangan emisi karbon," ucapnya.
Melalui parade itu juga memperlihatkan bahwa perhelatan G20 di Bali sudah didukung penuh oleh kendaraan ramah lingkungan yaitu listrik, bahkan transportasi massa seperti bus sudah berbasis listrik.
"Saat ini kami sudah mengoperasikan 143 unit SPKLU di seluruh Indonesia. Khususnya di Bali, kami juga sudah menyiapkan SPKLU ultra fast charging untuk mendukung perhelatan KTT G20 yang mana para delegasi akan memakai kendaraan listrik," katanya.
Baca juga: PLN terus tambah SPKLU untuk dukung ekosistem kendaraan listrik
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022
Tags: