Ketua Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP) Unri Prof Zulkarnain di Pekanbaru, Rabu, mengatakan kehadiran fasilitas bernama Sago Center itu juga bertujuan menjadikan sagu sebagai produk unggulan daerah, dan ke depannya komoditas ini dapat menambah pilihan komoditas bernilai ekonomi tinggi di Riau.
"Komoditas sagu cukup potensial di Riau untuk mendukung ketahanan pangan, menggerakkan ekonomi masyarakat, dan mengolahnya menjadi berbagai produk makanan yang bernilai ekonomis dan sehat,” katanya saat peresmian Sago Center berlangsung di Pekanbaru.
Sago Center berlokasi di Gedung P2K2 Unri Gobah Pekanbaru dan berafiliasi di bawah P2K2 Unri.
Baca juga: BRGM kembangkan industri pakan ternak berbahan sagu di Riau
Manager Corporate Affairs Asset South PHR WK Rokan Wan Dedi Yudhistira mengatakan, pendanaan PHR diberikan melalui Program Sago Center untuk pendampingan wirausaha kampus sebagai sektor unggulan daerah.
"Kontribusi PHR melalui Sago Center ini diharapkan para petani sagu memahami teknik produksi yang baik dan benar agar pendapatan dan kesejahteraan meningkat, serta mengembangkan pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan," tutur Wan Dedi Yudhistira.
Menurut dia, untuk pengembangan Sago Center, pihak P2K2 Unri telah melakukan studi banding ke Institut Pertanian Bogor (IPB).
Baca juga: Nasi sagu rempah Meranti dipercaya mampu tangkal Covid-19
P2K2 Unri juga menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan dinas-dinas terkait dari berbagai kabupaten di Riau.
"Sago Center ingin mengembangkan produk turunan seperti beras sagu, gula sagu, makaroni sagu. Kehadiran fasilitas ini wujud sinergitas antara pemerintah, dunia industri, petani, UMKM, dan civitas akademika," katanya.
Sago Center berupaya meningkatkan peran pelaku pengelolaan bahan baku, pelaku distribusi, pelaku pasar produk turunan sagu dengan inovasi produk berkelanjutan, dan pelaku pengelolaan lingkungan terkait limbah pengolahan sagu.
"Fasilitas akan menjadi pusat studi dan pusat pengembangan perkebunan dan pengolahan produk sagu yang unggul, serta membangun kelembagaan ekonomi yang kuat bagi petani dan pelaku usaha sagu," tukasnya.
Baca juga: Riau targetkan 25 persen bahan makanan pokok dari sagu
Baca juga: Gerakan Riau makan sagu hemat 8.000 ton beras