Jakarta (ANTARA) - Dewan Kelapa Indonesia menyebutkan potensi komoditas kelapa di Indonesia masih sangat besar dan bisa ditingkatkan lagi.

Ketua Umum Dewan Kelapa Indonesia Gamal Nasir di Jakarta, Rabu menyatakan dari data Ditjen Perkebunan tahun 2020-2022 menunjukkan angka tetap tahun 2020 luas perkebunan kelapa mencapai 3.391.993 hektare (ha), produksi 2.858.010 ton kopra, produktivitas 1,119 ton kopra/ha dan tenaga kerja 6.018.309 orang.

Dari 2017-2021 produksi tumbuh 0,04 persen/tahun meskipun luas areal menyusut rata-rata 0,84 persen per tahun, serta jumlah pekebun dan tenaga kerja kelapa dari tahun menyusut rata-rata 1,78 persen/tahun.

Begitu juga volume ekspor kelapa justru tumbuh 3,39 persen/tahun, serta nilai ekspor malah tumbuh 9,38 persen/tahun .

"Dari angka-angka diatas jelas berarti potensinya masih sangat besar untuk ditingkatkan. Hulu tertinggal dari hilir. Kondisi ini jangan dibiarkan. Hulu harus diperbaiki," katanya.

Terkait hal itu Gamal menyatakan, keterbatasan APBN membuat pembiayaan sekarang dialihkan pada Kredit Usaha rakyat (KUR), oleh karena itu perlu ada KUR khusus kelapa untuk perbaikan kebun.

"Kebun-kebun benih harus diperbanyak sehingga produksi benih mencukupi. Peluang pasar masih sangat besar dan harus dimanfaatkan,” kata mantan Dirjen Perkebunan kementerian Pertanian itu dalam webinar "Ayo Bangkit Kelapa Pohon Kehidupan menjadi Industri Strategis Nasional".

Permintaan pasar dunia yang tinggi, tambahnya, harus dimanfaatkan dengan sebanyak-banyak mengolah di dalam negeri sehingga nilai tambah ada di sini juga meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Industri kelapa merupakan industri yang padat karya karena banyak pekerjaaan masih dilakukan manual.

"Penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan produktivitas dihulu dan mendiversifikasi produk dihilir harus terus dilakukan. Kelapa Indonesia harus berjaya dengan menjadi pemasok produk-produk jadi pada dunia," katanya.

Sebelumnya Staf khusus Menteri Koperasi dan UKM Rizal DamaniK menyatakan untuk memperkuat kelembagaan ekonomi rakyat program kementeriannya adalah mengembangkan rumah produksi bersama yang mana untuk kelapa lokasi di Minahasa Selatan.

Rumah produksi bersama tersenut merupakan program hilirisasi untuk produk kelapa lewat penguatan ekosistem hulu hilir kelapa rakyat, lanjutnya, dengan rumah produksi bersama ini maka kepastian bahan baku terjamin, juga ada off taker yang menyerap produksi.

Pada tahap awal dihasilkan VCO, kopra high grade, coco fiber dan coco peat. Tahap selanjutnya adalah santan, tepung kelapa, nata de coco, arang aktif, karbon aktif. Anggaran sebesar 10,8 miliar dan ada 2-3 off taker.

Sementara itu Warsita dari Ditjenbun menyatakan pengembangan tanaman kelapa tahun 2022 adalah peremajaan, perluasan dan intensifikasi seluas 12.750 ha.

Selain itu ada program kelapa genjah sebar 1 juta batang (kejar) tersebar di Bojonegoro 200.000 batang, Jateng 155.750 batang, Solo Raya 103.600 batang, Nias 100.000 batang, Sulsel 77.000 batang.

Kemudian, Banten 67.100 batang, Jabar 66.000 batang, Jatim 55.000 batang, Sumsel 33.000 batang, Sulut 33.000 batang, NTT 12.100 batang, Sumut 11.000 batang, lainnya 34.000 batang.

Baca juga: Presiden Jokowi: Siapkan industrialisasi kelapa genjah

Baca juga: Kemendag lepas ekspor briket arang kelapa UMKM ke Jepang