G20 Indonesia
Pertemuan menteri lingkungan hidup G20 hasilkan "chair summary"
31 Agustus 2022 19:44 WIB
Menteri LHK Siti Nurbaya (kedua kiri), Wamen LHK Alue Dohong (tengah), Dirjen PPI Laksmi Dhewanthi (kiri), Dirjen PPKL Sigit Reliantoro (kedua kanan) dan Dirjen PHL Agus Justianto dalam konferensi pers usai JECMM di Bali, Rabu (31/8/2022) (ANTARA/Prisca Triferna)
Badung, Bali (ANTARA) - Pertemuan para menteri lingkungan hidup G20 menghasilkan beberapa kesepakatan mengatasi permasalahan bidang lingkungan dan pengendalian dampak perubahan iklim yang dirangkum dalam dokumen chair summary Joint Environment and Climate Ministers' Meeting (JECMM).
"Beberapa kesepakatan isu lingkungan yang dibahas pada hari ini yaitu mengurangi dampak degradasi lahan dan kekeringan, meningkatkan perlindungan, konservasi dan restorasi ekosistem lahan dan hutan secara berkelanjutan untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan kehilangan keanekaragaman hayati dan kerusakan lahan," kata Menteri LHK Siti Nurbaya dalam konferensi pers usai pertemuan JECMM di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali pada Rabu malam.
Juga dibahas kesepakatan mengenai peningkatan kerja sama berbagai pihak, peningkatan kapasitas, bertukar pengalaman dan pembelajaran serta pengembangan perjanjian multilateral yang berdasar pada alam.
Dibahas juga upaya untuk mengurangi pencemaran dan kerusakan lingkungan, pengelolaan limbah, pengelolaan sumber daya air berkelanjutan, sampah laut, konservasi laut dan juga ekonomi sirkular.
Baca juga: Luhut nilai KTT G20 momentum transisi ke penggunaan kendaraan listrik
"Tadi secara khusus ada session tentang finansial, dukungan bagaimana sustainable financing itu bisa menanggulangi berbagai krisis iklim. Namun demikian diperlukan berbagai hal misalnya reform untuk struktur untuk pendanaan internasional," jelas Siti.
Dari aspek perubahan iklim terdapat beberapa kesepahaman seperti penguatan aksi iklim, peranan penganggaran pemulihan COVID-19 untuk meningkatkan mitigasi dan adaptasi iklim, komitmen mencegah kerugian dan kerusakan akibat perubahan iklim dan meneruskan Glasgow Dialogue.
Kesepahaman lain yaitu peningkatan penelitian memperkuat pemahaman mengenai hubungan antara iklim dan lautan, inisiatif lokal dan regional, pelibatan grup rentan dampak perubahan iklim serta memperkuat keterlibatan dalam dialog kelautan.
Ditemui sesudah konferensi pers, Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK Laksmi Dhewanthi mengatakan bahwa dalam chair summary JECMM akan berisikan secara garis besar merefleksikan dinamika dalam pelaksanaan berbagai isu termasuk geopolitik dan memuat hal-hal yang mendapatkan kesepakatan secara umum.
Di dalam chair summary itu memuat seluruh 50 hal yang sudah mendapatkan kesepakatan bersama negara anggota G20.
"Banyak isu yang telah didiskusikan sejak dari pertemuan pertama di Yogyakarta, kedua di Jakarta dan ketiga di Bali itu semua menghasilkan ada 50 paragraf untuk elemen lingkungan hidup dan elemen keberlanjutan iklim," jelasnya.
Baca juga: Kemenakertrans paparkan capaian Employment Working Group (EWG) G20
"Beberapa kesepakatan isu lingkungan yang dibahas pada hari ini yaitu mengurangi dampak degradasi lahan dan kekeringan, meningkatkan perlindungan, konservasi dan restorasi ekosistem lahan dan hutan secara berkelanjutan untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan kehilangan keanekaragaman hayati dan kerusakan lahan," kata Menteri LHK Siti Nurbaya dalam konferensi pers usai pertemuan JECMM di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali pada Rabu malam.
Juga dibahas kesepakatan mengenai peningkatan kerja sama berbagai pihak, peningkatan kapasitas, bertukar pengalaman dan pembelajaran serta pengembangan perjanjian multilateral yang berdasar pada alam.
Dibahas juga upaya untuk mengurangi pencemaran dan kerusakan lingkungan, pengelolaan limbah, pengelolaan sumber daya air berkelanjutan, sampah laut, konservasi laut dan juga ekonomi sirkular.
Baca juga: Luhut nilai KTT G20 momentum transisi ke penggunaan kendaraan listrik
"Tadi secara khusus ada session tentang finansial, dukungan bagaimana sustainable financing itu bisa menanggulangi berbagai krisis iklim. Namun demikian diperlukan berbagai hal misalnya reform untuk struktur untuk pendanaan internasional," jelas Siti.
Dari aspek perubahan iklim terdapat beberapa kesepahaman seperti penguatan aksi iklim, peranan penganggaran pemulihan COVID-19 untuk meningkatkan mitigasi dan adaptasi iklim, komitmen mencegah kerugian dan kerusakan akibat perubahan iklim dan meneruskan Glasgow Dialogue.
Kesepahaman lain yaitu peningkatan penelitian memperkuat pemahaman mengenai hubungan antara iklim dan lautan, inisiatif lokal dan regional, pelibatan grup rentan dampak perubahan iklim serta memperkuat keterlibatan dalam dialog kelautan.
Ditemui sesudah konferensi pers, Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK Laksmi Dhewanthi mengatakan bahwa dalam chair summary JECMM akan berisikan secara garis besar merefleksikan dinamika dalam pelaksanaan berbagai isu termasuk geopolitik dan memuat hal-hal yang mendapatkan kesepakatan secara umum.
Di dalam chair summary itu memuat seluruh 50 hal yang sudah mendapatkan kesepakatan bersama negara anggota G20.
"Banyak isu yang telah didiskusikan sejak dari pertemuan pertama di Yogyakarta, kedua di Jakarta dan ketiga di Bali itu semua menghasilkan ada 50 paragraf untuk elemen lingkungan hidup dan elemen keberlanjutan iklim," jelasnya.
Baca juga: Kemenakertrans paparkan capaian Employment Working Group (EWG) G20
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022
Tags: