Hanung Bramantyo sebut produksi "Miracle in Cell No.7" lebih menantang
31 Agustus 2022 19:30 WIB
Tim produksi dan aktor pemain "Miracle in Cell No.7" berpose bersama produser Kim Min-ki dan sutradara Lee Hwan-kyung dari Korea Selatan saat konferensi pers di Kantor Falcon Pictures di Jakarta, Rabu (31/8/2022) (ANTARA/Suci Nurhaliza)
Jakarta (ANTARA) - Sutradara Hanung Bramantyo mengungkapkan penggarapan film "Miracle in Cell No.7", yang merupakan remake atau adaptasi dari film berjudul sama asal Korea Selatan, lebih menantang dari film-film adaptasi yang pernah dia garap sebelumnya.
Menurut dia, penggarapan adaptasi atau remake dari film membawa beban yang lebih berat sebab penonton sudah mengetahui alur cerita, aktor, dan visualisasi dari film aslinya. Apalagi, "Miracle in Cell No.7" termasuk film yang sukses dan populer di seluruh dunia dan telah di-remake di beberapa negara.
"Saya mengadaptasi dari film. Kalau film kan orang lihatnya gambar, jelas. Jadi aktornya seperti apa dan adegannya seperti apa, itu tergambar jelas," kata Hanung saat konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Cerita Vino G Bastian dalami peran sebagai penyandang disabilitas
"Tapi kalau novel, orang berbeda persepsi kan wajar. Minke (tokoh di 'Bumi Manusia'), misalnya. 10 pembaca di Indonesia pasti mereka membayangkan 10 Minke di kepalanya. Tapi film kan enggak, gambarnya jelas. Artinya kalau saya tidak lebih bagus dari itu (film sebelumnya), habis lah," sambungnya.
Hanung menambahkan, berbeda dengan film adaptasi novel, pendapat mengenai film remake dari film yang sudah ada akan sulit didebat.
"Kalo dari novel kan, lebih bagus filmnya daripada novelnya, atau lebih bagus novelnya daripada filmnya. Itu kan debatable, karena satu teks satunya lagi gambar, kalau ini kan sama-sama gambar," ujar Hanung.
"Ibaratnya membandingkan bakso di Ampera dan bakso di Pasar Minggu enakan mana? Ya sama-sama bakso jadi lebih berat. Tapi kalau bandingin bakso sama pempek kan, yang bandinginnya gimana," lanjutnya.
Baca juga: Para pemain isi lagu tema baru "Miracle On Cell No 7"
Meski demikian, Hanung bersyukur dirinya dikelilingi oleh tim produksi yang sangat kompeten dan dibantu oleh sinematografer Yunus Pasolang dan art director Frans Faat sehingga film dapat dikemas dengan baik.
"Mereka dua insinyur visual yang menurut saya luar biasa. Teman-teman bisa melihat trailer-nya seperti apa, kekuatan sinematik itu ternyata penting sekali. Saya beruntung bisa dikawani oleh Yunus dan Frans," tutur Hanung.
Tak lupa, Hanung juga memuji para aktor yang bermain dalam film garapannya itu. Menurut Hanung, para aktor mulai dari Vino G. Bastian, Indro Warkop, Bryan Domani, Indra Jegel, Tora Sudiro, dan yang lainnya mampu memerankan karakter mereka dengan baik.
"Pemain-pemain ini buat saya luar biasa dan mereka menulis sendiri skenario di lapangan. Jadi saya terbantukan. Mereka menulis sendiri skenario di lapangan dan mereka memainkan itu. Jadi saya sekedar menaruh kamera aja sudah jadi," tutup Hanung.
Film "Miracle in Cell No.7" siap tayang di bioskop mulai 8 September 2022.
Baca juga: Cerita Andmesh bawakan "soundtrack" film "Miracle In Cell No.7"
Baca juga: Vino G Bastian tegaskan "Miracle In Cell No.7" bukan film plagiat
Baca juga: Bryan Domani alami kesulitan saat syuting "Miracle In Cell No.7"
Menurut dia, penggarapan adaptasi atau remake dari film membawa beban yang lebih berat sebab penonton sudah mengetahui alur cerita, aktor, dan visualisasi dari film aslinya. Apalagi, "Miracle in Cell No.7" termasuk film yang sukses dan populer di seluruh dunia dan telah di-remake di beberapa negara.
"Saya mengadaptasi dari film. Kalau film kan orang lihatnya gambar, jelas. Jadi aktornya seperti apa dan adegannya seperti apa, itu tergambar jelas," kata Hanung saat konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Cerita Vino G Bastian dalami peran sebagai penyandang disabilitas
"Tapi kalau novel, orang berbeda persepsi kan wajar. Minke (tokoh di 'Bumi Manusia'), misalnya. 10 pembaca di Indonesia pasti mereka membayangkan 10 Minke di kepalanya. Tapi film kan enggak, gambarnya jelas. Artinya kalau saya tidak lebih bagus dari itu (film sebelumnya), habis lah," sambungnya.
Hanung menambahkan, berbeda dengan film adaptasi novel, pendapat mengenai film remake dari film yang sudah ada akan sulit didebat.
"Kalo dari novel kan, lebih bagus filmnya daripada novelnya, atau lebih bagus novelnya daripada filmnya. Itu kan debatable, karena satu teks satunya lagi gambar, kalau ini kan sama-sama gambar," ujar Hanung.
"Ibaratnya membandingkan bakso di Ampera dan bakso di Pasar Minggu enakan mana? Ya sama-sama bakso jadi lebih berat. Tapi kalau bandingin bakso sama pempek kan, yang bandinginnya gimana," lanjutnya.
Baca juga: Para pemain isi lagu tema baru "Miracle On Cell No 7"
Meski demikian, Hanung bersyukur dirinya dikelilingi oleh tim produksi yang sangat kompeten dan dibantu oleh sinematografer Yunus Pasolang dan art director Frans Faat sehingga film dapat dikemas dengan baik.
"Mereka dua insinyur visual yang menurut saya luar biasa. Teman-teman bisa melihat trailer-nya seperti apa, kekuatan sinematik itu ternyata penting sekali. Saya beruntung bisa dikawani oleh Yunus dan Frans," tutur Hanung.
Tak lupa, Hanung juga memuji para aktor yang bermain dalam film garapannya itu. Menurut Hanung, para aktor mulai dari Vino G. Bastian, Indro Warkop, Bryan Domani, Indra Jegel, Tora Sudiro, dan yang lainnya mampu memerankan karakter mereka dengan baik.
"Pemain-pemain ini buat saya luar biasa dan mereka menulis sendiri skenario di lapangan. Jadi saya terbantukan. Mereka menulis sendiri skenario di lapangan dan mereka memainkan itu. Jadi saya sekedar menaruh kamera aja sudah jadi," tutup Hanung.
Film "Miracle in Cell No.7" siap tayang di bioskop mulai 8 September 2022.
Baca juga: Cerita Andmesh bawakan "soundtrack" film "Miracle In Cell No.7"
Baca juga: Vino G Bastian tegaskan "Miracle In Cell No.7" bukan film plagiat
Baca juga: Bryan Domani alami kesulitan saat syuting "Miracle In Cell No.7"
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: