Tahura Ngurah Rai Bali tambah 5.000 mangrove untuk konservasi
31 Agustus 2022 19:05 WIB
Penyerahan 5.000 bibit mangrove dari Djarum Fondation untuk konservasi Tahura Ngurah Rai Bali di Denpasar, Rabu (31/8/2022). ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari
Denpasar (ANTARA) - Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Bali, mendapat tambahan 5.000 bibit mangrove yang ditanam di Kawasan Hutan Mangrove Pamogan, Denpasar, untuk konservasi berkelanjutan sehingga dapat mempercepat rehabilitasi mangrove.
"Memang lebih banyak lebih bagus untuk konservasi ke ekosistem mangrove. Satu bibit saja berdampak besar, jadi dengan 5.000 bibit ketika tumbuh akan lebih banyak memberikan manfaat," kata Kepala UPTD Tahura Ngurah Rai I Ketut Subandi di Denpasar, Rabu.
Subandi mengatakan saat ini di lahan Tahura Ngurah Rai yang seluas 1.373,5 hektare atau 44 persen dari luas total hutan mangrove di Bali yaitu 3.000 hektare, telah tertanami sekitar 80 persen.
Kembali bertambah 5.000 bibit mangrove yang diberikan oleh pihak swasta yang berkolaborasi dengan pemerintah, yaitu Djarum Fondation melalui Program Djarum Trees for Life (DTFL) dengan turut menggandeng 150 mahasiswa yang tergabung dalam Darling Squad.
Baca juga: Pemprov Jatim gelar festival mangrove di Pasuruan
Vice President Director Djarum Foundation FX Supanji mengatakan bahwa penyerahan mangrove untuk konservasi merupakan kegiatan rutin pihaknya guna berkontribusi dalam pelaksanaan G20 dengan penanaman dan perawatan mangrove.
Sementara itu, dalam pidato Gubernur Bali Wayan Koster yang dibacakan Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Bali I Gede Indra Dewa Putra dikatakan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan pihak swasta adalah hal penting.
"Kami mengapresiasi kegiatan penanaman dan konservasi mangrove yang diinisiasi oleh Djarum Foundation. Kegiatan ini merupakan bentuk aksi nyata penanaman mangrove sebagai simbol upaya keberlanjutan lingkungan dan mengurangi efek perubahan iklim serta wujud kepedulian dan pelestarian hutan mangrove," kata Indra.
Baca juga: KLHK harapkan kontribusi sektor kehutanan kurangi emisi gas rumah kaca
Ia menyadari bahwa seiring berjalannya waktu, luas hutan mangrove Tahura mengalami penurunan diakibatkan oleh konversi kawasan hutan untuk berbagai kepentingan publik.
Namun demikian disebutkan bahwa hutan mangrove sendiri memiliki fungsi yang sangat besar bagi lingkungan hidup seperti menjaga garis pantai agar tetap stabil, melindungi pantai dan sungai dari erosi atau abrasi, sebagai tempat hidup biota laut, menghasilkan oksigen dan menahan atau menyerap tiupan angin kencang dari laut ke darat.
Baca juga: Komunitas MCC minta pemerintah tangani mangrove mati di Teluk Ambon
"Memang lebih banyak lebih bagus untuk konservasi ke ekosistem mangrove. Satu bibit saja berdampak besar, jadi dengan 5.000 bibit ketika tumbuh akan lebih banyak memberikan manfaat," kata Kepala UPTD Tahura Ngurah Rai I Ketut Subandi di Denpasar, Rabu.
Subandi mengatakan saat ini di lahan Tahura Ngurah Rai yang seluas 1.373,5 hektare atau 44 persen dari luas total hutan mangrove di Bali yaitu 3.000 hektare, telah tertanami sekitar 80 persen.
Kembali bertambah 5.000 bibit mangrove yang diberikan oleh pihak swasta yang berkolaborasi dengan pemerintah, yaitu Djarum Fondation melalui Program Djarum Trees for Life (DTFL) dengan turut menggandeng 150 mahasiswa yang tergabung dalam Darling Squad.
Baca juga: Pemprov Jatim gelar festival mangrove di Pasuruan
Vice President Director Djarum Foundation FX Supanji mengatakan bahwa penyerahan mangrove untuk konservasi merupakan kegiatan rutin pihaknya guna berkontribusi dalam pelaksanaan G20 dengan penanaman dan perawatan mangrove.
Sementara itu, dalam pidato Gubernur Bali Wayan Koster yang dibacakan Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Bali I Gede Indra Dewa Putra dikatakan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan pihak swasta adalah hal penting.
"Kami mengapresiasi kegiatan penanaman dan konservasi mangrove yang diinisiasi oleh Djarum Foundation. Kegiatan ini merupakan bentuk aksi nyata penanaman mangrove sebagai simbol upaya keberlanjutan lingkungan dan mengurangi efek perubahan iklim serta wujud kepedulian dan pelestarian hutan mangrove," kata Indra.
Baca juga: KLHK harapkan kontribusi sektor kehutanan kurangi emisi gas rumah kaca
Ia menyadari bahwa seiring berjalannya waktu, luas hutan mangrove Tahura mengalami penurunan diakibatkan oleh konversi kawasan hutan untuk berbagai kepentingan publik.
Namun demikian disebutkan bahwa hutan mangrove sendiri memiliki fungsi yang sangat besar bagi lingkungan hidup seperti menjaga garis pantai agar tetap stabil, melindungi pantai dan sungai dari erosi atau abrasi, sebagai tempat hidup biota laut, menghasilkan oksigen dan menahan atau menyerap tiupan angin kencang dari laut ke darat.
Baca juga: Komunitas MCC minta pemerintah tangani mangrove mati di Teluk Ambon
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022
Tags: