Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup menguat, dipimpin saham-saham sektor keuangan.

IHSG ditutup menguat 19,12 poin atau 0,27 persen ke posisi 7.178,59. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 1,07 poin atau 0,11 persen ke posisi 1.022,82.

"Indeks saham di Asia sore ini mayoritas ditutup datar dengan kecenderungan naik setelah data pasar tenaga kerja AS memicu ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut, ditambah lagi dengan aktivitas sektor manufaktur China yang melambat selama dua bulan beruntun," tulis Tim Riset Phillip Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta, Rabu.

Data Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) memperlihatkan jumlah lowongan kerja di AS bertambah 199.000 menjadi 11,2 juta pada Juli dari 11 juta pada bulan sebelumnya, sebuah sinyal bahwa pelaku usaha masih sangat memerlukan pekerja di tengah perlambatan ekonomi dan tingkat inflasi yang tinggi.

Data JOLTS itu memberi dukungan pada argumentasi bahwa ekonomi AS dapat mentoleransi kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut untuk menjinakkan inflasi. Padahal investor sudah berharap bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), akan menghentikan kenaikan suku bunga tahun depan akibat adanya indikasi aktivitas ekonomi yang mendingin.

Baca juga: Rupiah ditutup stagnan, seiring ekspektasi kebijakan ketat The Fed

Investor tampak mempunyai ekspektasi The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps) pada September, disusul oleh kenaikan 50 bps di bulan November dan 25 bps pada Desember.

Dari Asia, investor mencerna rilis data resmi Manufacturing PMI China yang berada di level 49,4 pada Agustus, kontraksi selama dua bulan beruntun, namun masih lebih baik dari ekspektasi analis yang berada di level 492. Pada Juli, data resmi Manufacturing PMI China berada di level 49.

Lebih lanjut, data resmi Non-Manufacturing PMI bulan Agustus China berada di level 52,6, terendah dalam tiga bulan dan memburuk dari pencapaian pada Juli yang berada di 53,8. Hal itu adalah refleksi dari peningkatan jumlah kasus penularan COVID-19 dan kelangkaan listrik akibat musim kering yang ekstrim.

Dibuka melemah, IHSG terus bergerak di zona merah selama sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih belum mampu beranjak dari teritori negatif hingga akhirnya menguat jelang penutupan bursa saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tujuh sektor meningkat dengan sektor keuangan naik paling tinggi 1,59 persen, diikuti sektor kesehatan dan sektor transportasi & logistik masing-masing naik 0,76 persen dan 0,48 persen.

Baca juga: IHSG Rabu dibuka melemah 47,11 poin

Sedangkan empat sektor terkoreksi dengan sektor teknologi turun paling dalam 1,34 persen, diikuti sektor properti & real estat dan sektor barang konsumen non primer masing-masing turun 0,53 persen dan 0,17 persen.

Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing di seluruh pasar yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell di seluruh pasar sebesar Rp42,37 miliar. Sedangkan di pasar reguler tercatat aksi beli asing dengan jumlah beli bersih Rp670,85 miliar.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.284.392 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 31,56 miliar lembar saham senilai Rp18,82 triliun. Sebanyak 268 saham naik, 271 saham menurun, dan 160 tidak bergerak nilainya.

Bursa saham regional Asia sore ini antara lain Indeks Nikkei melemah 104,05 poin atau 0,37 persen ke 28.091,53, Indeks Hang Seng naik 5,36 poin atau 0,03 persen ke 19.954,39, dan Indeks Straits Times terkoreksi 19,29 poin atau 0,6 persen ke 3.220,04.

Baca juga: Saham Eropa menguat jelang rilis data inflasi regional