Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian menggandeng International Rice Research Institute (IRRI) untuk mengembangkan varietas padi bernutrisi sebagai salah satu upaya mengatasi stunting atau kurang gizi kronis di Indonesia.

Peneliti Penghubung dan Perwakilan IRRI untuk Indonesia Hasil Sembiring dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, mengatakan kerja sama antara Indonesia dan IRRI telah banyak menghasilkan varietas padi unggul, termasuk varietas padi bernutrisi yang mempunyai nilai tambah dari sisi gizi saat dikonsumsi.

“Mengurangi angka stunting merupakan prioritas Indonesia. IRRI bersama Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian sudah mengeluarkan satu varietas yang namanya Inpari Nutri Zinc. Ke depan kami ingin lebih banyak lagi melepas varietas-varietas bernutrisi tinggi, kaya Fe (zat besi), kaya zinc (seng), kemudian kaya vitamin A. Sehingga masalah-masalah stunting dan nutrisi itu kita bisa tangani,” kata Hasil.

Pemerintah Indonesia dan IRRI telah menandatangani rencana kerja tahun 2020-2024. Rencana kerja tersebut di antaranya menyangkut pemuliaan varietas padi fortifikasi dan toleran perubahan iklim, pertanian digital (digital agriculture), kebijakan pangan (food policy), agronomi berkelanjutan (sustainability agronomy), dan mekanisasi pertanian.

“Saat ini sebenarnya sudah ditandatangani work plan tahun 2020-2024. Paling tidak ada enam bentuk kerja sama, salah satunya terkait pemuliaan padi-padi yang toleran akan perubahan iklim, dan bernutrisi,” kata Hasil.

Kepala Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian Fadjri Djufri menambahkan, selain varietas padi bernutrisi Inpari Nutri Zinc, Indonesia saat ini sudah memiliki varietas padi dengan indeks glikemik rendah. Varietas tersebut yakni padi beras merah pulen (Pamelen) dan padi beras merah beraroma (Pamera). “Itu semua beras-beras sehat,” kata Fajar.

Pada pertengahan Juni 2022, para petani di Bulak Nglegi Kapanewon Patuk Yogyakarta, telah berhasil melakukan panen beras bernutrisi Inpari Nutri Zinc sebanyak 6,3 ton per hektare gabah kering giling (GKG). Beras varietas ini mengandung zinc sebesar 34,5 persen, lebih tinggi dari varietas non-nutrisi yang kandungan zinc-nya hanya 20 persen.

Baca juga: KTNA yakini produksi padi meningkat pertahankan penghargaan IRRI

Baca juga: Himpunan Alumni IPB: Penghargaan IRRI bukti resiliensi RI saat pandemi