Jakarta (ANTARA) - Sejumlah warga yang menggunakan kendaraan bermotor keberatan dengan wacana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai 1 September 2022.

Salah satu warga, Masali mengatakan kenaikan harga BBM akan mempengaruhi pendapatannya sebagai sopir angkot. Dia ingin tarif angkot juga menyesuaikan kenaikan harga BBM.

Baca juga: SPPSI Jakarta: Perilaku konsumen berubah setelah harga Pertamax naik

"Ya kalau kayak gitu ongkosnya juga dinaikin. Itu otomatis pengaruh ke pendapatan. Sekarang nyari Rp100 ribu saja susah," kata Masali di Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu.

Hal senada juga diungkapkan oleh Hamdi yang sehari-hari bekerja sebagai ojek daring. Hamdi berharap apabila harga BBM naik juga diikuti kenaikan tarif ojek berbasis aplikasi tersebut.

Dia mengatakan kenaikan harga BBM akan berpengaruh dengan pengeluaran sehari-harinya sebagai ojek daring.

Biasanya dalam sehari ia bisa menghabiskan hingga Rp35 ribu untuk mengisi bensin jenis Pertalite.

Baca juga: Dinilai berkualitas rendah, Premium harusnya dilarang di Jakarta

"Dampaknya pasti nyari customer makin lama makin susah. Customer pasti nyari yang murah lagi kan," ujar Hamdi.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memberi sinyal kemungkinan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) segera naik, saat ditanya apakah ada kemungkinan pengumuman kenaikan harga BBM dilakukan pada 31 Agustus 2022.

"Ya tunggu aja besok," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa kemarin.

Ia menyebutkan sejauh ini rencana kenaikan harga BBM tersebut masih dimatangkan.

Baca juga: Perusahaan taksi Jakarta turunkan tarif