Bio Farma raih sertifikat digitalisasi farmasi INDI 4.0
31 Agustus 2022 13:12 WIB
Direktur Transformasi & Digital Bio Farma, Soleh Ayubi (kedua dari kanan) menerima Sertifikat INDI 4.0 Level 3, diserahkan oleh Kepala Badan Standarisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Doddy Rahadi (kanan), didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian BUMN, Dody Widodo (ketiga dari kanan) dan Deputi Bidang SDM dan TI Kementerian BUMN, Tedi Bharata (kiri). (ANTARA/HO)
Jakarta (ANTARA) - PT Bio Farma (Persero) menerima Sertifikat INDI 4.0 pada perhelatan Indonesia 4.0 Conference & Expo 2022 yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian RI atas upayanya melakukan digitalisasi di bidang farmasi.
"Penghargaan ini masih merupakan titik awal bagi Bio Farma, karena jika kita berbicara terkait industri 4.0 bahkan ada yang sudah mau masuk 5.0, itu kan dikonsolidasikan seluruh effort, dimonitor secara otomatis bahkan pengambilan keputusan juga semi otomatis," kata Soleh Ayubi, Direktur Transformasi & Digital Bio Farma dalam keterangannya pada Rabu.
Baca juga: Bio Farma produksi vaksin COVID-19 BUMN 22 juta pada Desember 2022
Kemenperin memberikan nilai 3,00 level 3 dalam percepatan implementasi Industri 4.0 yang mendukung industri inklusi dan berkelanjutan. Adapun penyelenggara sertifikasi Kemenperin dilakukan BSKJI berkolaborasi dengan Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII) dan Nagayana Indonesia.
Sementara itu perhelatan besar tahunan Indonesia 4.0 Conference & Expo 2022 menyajikan teknologi penopang transformasi digital yang digelar secara offline pada 24-25 Agustus di Bidakara Jakarta. Acara digelar sebagai wujud dukungan dalam percepatan implementasi Industri 4.0 yang mendukung industry inklusi dan berkelanjutan.
Dalam kesempatan tersebut Bio Farma memperkenalan dua kategori inovasi terbaru yaitu kategori produk Business to Business yang terdiri dari SMDV dan Q100+. Q100+ merupakan digitalisasi di ranah manufaktur untuk menjaga integritas data meliputi ruang lingkup produksi, Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA).
Selain Q100+, juga ada Medbi, yang merupakan platform yang mempertemukan supply dan demand untuk produk farmasi sehingga platform ini sebagai marketplace yang menghubungkan retailer atau pelayanan kesehatan kepada distributor resmi sehingga produk yang didapatkan terjamin keasliannya.
Sementara kategori Business to Consumer yaitu Medevo, yang merupakan aplikasi telemedicine dengan fitur patient to doctor, doctor to doctor dan ada juga filter e-learning bagi dokter.
Tak sampai di situ, ada juga Medwell, aplikasi yang mengingatkan orang agar terhindar dari penyakit dengan memberikan notifikasi kepada pengguna mulai dari status kesehatan, pengingat minum obat, exercise dan istirahat yang cukup.
Semua aplikasi ini akan masuk ke fitur super apps yang Bernama Mediverse (Medical Universe) yang akan menghubungkan pasien online ke klinik online maupun offline, memiliki jejaring klinik, lab dan rumah sakit yang tersebar di seluruh Indonesia.
Baca juga: 40,8 juta dosis vaksin COVID-19 di Bio Farma habis masa simpan
Baca juga: Bio Farma: Kemandirian produksi vaksin dalam negeri perlu kolaborasi
Baca juga: Bio Farma targetkan vaksin COVID-19 Indovac dapat izin BPOM September
"Penghargaan ini masih merupakan titik awal bagi Bio Farma, karena jika kita berbicara terkait industri 4.0 bahkan ada yang sudah mau masuk 5.0, itu kan dikonsolidasikan seluruh effort, dimonitor secara otomatis bahkan pengambilan keputusan juga semi otomatis," kata Soleh Ayubi, Direktur Transformasi & Digital Bio Farma dalam keterangannya pada Rabu.
Baca juga: Bio Farma produksi vaksin COVID-19 BUMN 22 juta pada Desember 2022
Kemenperin memberikan nilai 3,00 level 3 dalam percepatan implementasi Industri 4.0 yang mendukung industri inklusi dan berkelanjutan. Adapun penyelenggara sertifikasi Kemenperin dilakukan BSKJI berkolaborasi dengan Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII) dan Nagayana Indonesia.
Sementara itu perhelatan besar tahunan Indonesia 4.0 Conference & Expo 2022 menyajikan teknologi penopang transformasi digital yang digelar secara offline pada 24-25 Agustus di Bidakara Jakarta. Acara digelar sebagai wujud dukungan dalam percepatan implementasi Industri 4.0 yang mendukung industry inklusi dan berkelanjutan.
Dalam kesempatan tersebut Bio Farma memperkenalan dua kategori inovasi terbaru yaitu kategori produk Business to Business yang terdiri dari SMDV dan Q100+. Q100+ merupakan digitalisasi di ranah manufaktur untuk menjaga integritas data meliputi ruang lingkup produksi, Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA).
Selain Q100+, juga ada Medbi, yang merupakan platform yang mempertemukan supply dan demand untuk produk farmasi sehingga platform ini sebagai marketplace yang menghubungkan retailer atau pelayanan kesehatan kepada distributor resmi sehingga produk yang didapatkan terjamin keasliannya.
Sementara kategori Business to Consumer yaitu Medevo, yang merupakan aplikasi telemedicine dengan fitur patient to doctor, doctor to doctor dan ada juga filter e-learning bagi dokter.
Tak sampai di situ, ada juga Medwell, aplikasi yang mengingatkan orang agar terhindar dari penyakit dengan memberikan notifikasi kepada pengguna mulai dari status kesehatan, pengingat minum obat, exercise dan istirahat yang cukup.
Semua aplikasi ini akan masuk ke fitur super apps yang Bernama Mediverse (Medical Universe) yang akan menghubungkan pasien online ke klinik online maupun offline, memiliki jejaring klinik, lab dan rumah sakit yang tersebar di seluruh Indonesia.
Baca juga: 40,8 juta dosis vaksin COVID-19 di Bio Farma habis masa simpan
Baca juga: Bio Farma: Kemandirian produksi vaksin dalam negeri perlu kolaborasi
Baca juga: Bio Farma targetkan vaksin COVID-19 Indovac dapat izin BPOM September
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022
Tags: