Hal ini terungkap dalam survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk "KTT G20 dan Perang Rusia-Ukraina" yang ditayangkan melalui kanal YouTube SMRC TV, di Jakarta, Selasa.
Direktur Riset SMRC Deni Irvani, dalam presentasi hasil survei-nya menunjukkan ada 78 persen dari yang tahu Indonesia akan menjadi tuan rumah KTT G20 yang setuju dengan sikap pemerintah Indonesia tetap mengundang Rusia dalam pertemuan G20 di Bali.
"Hanya ada 14 persen yang tidak setuju dan 8 persen yang tidak menjawab," ucap Deni.
Baca juga: Pertemuan tingkat Menteri Pendidikan G20 digelar mulai 31 Agustus
Baca juga: Ketua DPR: Kerja sama global perlu diarahkan pada keuangan dan moneter
Publik juga percaya bahwa perang antara Rusia dan Ukraina menyebabkan terjadinya kenaikan harga pangan dan energi.
Deni menyebutkan dari 63 persen yang tahu perang Rusia dan Ukraina, sebagian besarnya (56 persen) pernah mendengar pandangan bahwa perang tersebut telah mengakibatkan kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok terutama makanan dan energi seperti bahan bakar minyak (BBM) dan gas.
Dari yang tahu atau pernah dengar pandangan bahwa perang antara Rusia dan Ukraina mengakibatkan kenaikan harga pangan dan energi, hampir seluruhnya (86 persen) percaya dengan pandangan tersebut.
Baca juga: Wapres: Kesiapan Indonesia jadi tuan rumah G20 hampir 100 persen
Baca juga: Wapres: KTT G20 awali gerakan konversi kendaraan listrik di Indonesia
Dari populasi itu dipilih secara random (multistage random sampling) 1220 responden. Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 1.053 atau 86 persen.
Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi simple random sampling).