Washington (ANTARA) - Rusia telah menghadapi "banyak kegagalan" dengan pesawat nirawak (drone) buatan Iran yang diterimanya dari Teheran bulan ini untuk digunakan dalam perang di Ukraina, kata seorang pejabat senior AS.

Pejabat itu, yang berbicara secara anonim, mengatakan Amerika Serikat menilai Rusia telah menerima pengiriman kendaraan udara tanpa awak (UAV) Mohajer-6 dan Shaded bulan ini.

Dia mengatakan pengiriman itu kemungkinan adalah bagian dari rencana Rusia untuk membeli ratusan pesawat serupa.

"Kami menilai bahwa Rusia berencana menggunakan UAV Iran ini, yang mampu melakukan serangan udara-ke-darat, peperangan elektronik, dan mengincar sasaran, di medan tempur di Ukraina," katanya.

Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan pada Juli mengatakan bahwa AS memiliki informasi yang menunjukkan bahwa Iran tengah bersiap memberi Rusia beberapa ratus drone.

Pemerintah Joe Biden bulan lalu merilis citra-citra satelit yang memperlihatkan bahwa sejumlah pejabat Rusia mengunjungi Pangkalan Udara Kashan pada 8 Juni dan 5 Juli untuk melihat drone buatan Iran.

Menteri Luar Negeri Iran Hossein-Amir Abdollahian mengatakan bulan lalu bahwa Teheran memiliki "beragam bentuk kolaborasi dengan Rusia, termasuk di sektor pertahanan".

Ukraina pada Senin mengatakan pihaknya berhasil menerobos garis pertahanan musuh di sejumlah tempat dekat kota Kherson di selatan dalam upaya merebut kembali wilayah yang dikuasai Rusia.

Moskow mengatakan serangan balik Kiev telah mengalami kegagalan saat Rusia membombardir kota pelabuhan Mykolaiv.

Sumber: Reuters
Baca juga: Rusia klaim tembak jatuh 'drone' Ukraina dekat PLTN Zaporizhzhia
Baca juga: Rusia tidak akan hentikan perang meski Ukraina tidak masuk NATO
Baca juga: Belarus: Pesawat tempur kami dimodifikasi untuk bawa senjata nuklir