Gagal mesin, peluncuran roket ke bulan ditunda
30 Agustus 2022 11:02 WIB
Arsip Foto - Logo NASA terlihat di Kennedy Space Center menjelang peluncuran misi awak komersial NASA/SpaceX ke Stasiun Luar Angkasa Internasional di Cape Canaveral, Florida, AS, Jumat (16/4/2021). (ANTARA/REUTERS/Joe Skipper/am.)
Jakarta (ANTARA) - National Aeronautics and Space Administration (NASA) harus menunda peluncuran roket ke bulan karena masalah pada mesin sistem pendinginan.
Misi bernama Artemis I semula dijadwalkan meluncurkan roket pada Senin (29/8) dari Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, dikutip dari Reuters, Selasa.
Sayangnya, ketika tangki bahan bakar diisi dengan oksigen cair dan propelan hidrogen, mesin bermasalah. Tim NASA sudah melakukan pendinginan untuk empat mesin utama, namun, ada satu yang gagal.
Baca juga: NASA pamerkan keindahan semesta hasil tangkapan teleskop Webb
Peluncuran roket pun dinyatakan batal setelah terlambat dua menit dari jadwal.
"Kami tidak meluncurkannya sampai benar. Roket ini adalah mesin yang sangat rumit, sistem yang sangat rumit dan semuanya harus bisa berjalan," kata kepala NASA, Bill Nelson.
Misi Artemis I harus ditunda sampai empat hari ke depan, roket akan diluncurkan pada Jumat (2/9) waktu setempat. Peluncuran ulang ini masih bersifat sementara merujuk pada analisis data.
Misi Artemis I berjarak 50 tahun setelah Apollo, pendaratan pertama di bulan. Artemis I juga merupakan perjalanan pertama roket Space Launch Vehicle (SLS) dan kapsul astronot Orion.
Misi ini dijadwalkan berlangsung selama enam pekan, yaitu uji coba penerbangan kapsul Orion ke sekitar bulan kemudian mendarat di Samudra Pasifik.
NASA membuat dua rencana misi Artemis. Jika berhasil, lembaga luar angkasa itu akan mengirim astronot ke bulan, salah satunya adalah perempuan, paling cepat pada 2025.
Misi Artemis ini ambisius, NASA ingin membuat basis jangka panjang di bulan supaya mereka bisa mengirim astronot ke Mars. Pendaratan di Mars ini ditargetkan pada tahun 2030an.
Artemis, dalam mitologi Yunani, adalah saudari kembar Apollo.
Baca juga: NASA akan luncurkan roket ke bulan
Baca juga: Spacewalk astronaut Rusia terganggu masalah pakaian antariksa
Baca juga: Teleskop Webb tangkap gambar warna-warni Galaksi Cartwheel
Misi bernama Artemis I semula dijadwalkan meluncurkan roket pada Senin (29/8) dari Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, dikutip dari Reuters, Selasa.
Sayangnya, ketika tangki bahan bakar diisi dengan oksigen cair dan propelan hidrogen, mesin bermasalah. Tim NASA sudah melakukan pendinginan untuk empat mesin utama, namun, ada satu yang gagal.
Baca juga: NASA pamerkan keindahan semesta hasil tangkapan teleskop Webb
Peluncuran roket pun dinyatakan batal setelah terlambat dua menit dari jadwal.
"Kami tidak meluncurkannya sampai benar. Roket ini adalah mesin yang sangat rumit, sistem yang sangat rumit dan semuanya harus bisa berjalan," kata kepala NASA, Bill Nelson.
Misi Artemis I harus ditunda sampai empat hari ke depan, roket akan diluncurkan pada Jumat (2/9) waktu setempat. Peluncuran ulang ini masih bersifat sementara merujuk pada analisis data.
Misi Artemis I berjarak 50 tahun setelah Apollo, pendaratan pertama di bulan. Artemis I juga merupakan perjalanan pertama roket Space Launch Vehicle (SLS) dan kapsul astronot Orion.
Misi ini dijadwalkan berlangsung selama enam pekan, yaitu uji coba penerbangan kapsul Orion ke sekitar bulan kemudian mendarat di Samudra Pasifik.
NASA membuat dua rencana misi Artemis. Jika berhasil, lembaga luar angkasa itu akan mengirim astronot ke bulan, salah satunya adalah perempuan, paling cepat pada 2025.
Misi Artemis ini ambisius, NASA ingin membuat basis jangka panjang di bulan supaya mereka bisa mengirim astronot ke Mars. Pendaratan di Mars ini ditargetkan pada tahun 2030an.
Artemis, dalam mitologi Yunani, adalah saudari kembar Apollo.
Baca juga: NASA akan luncurkan roket ke bulan
Baca juga: Spacewalk astronaut Rusia terganggu masalah pakaian antariksa
Baca juga: Teleskop Webb tangkap gambar warna-warni Galaksi Cartwheel
Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022
Tags: