BKKBN Sulsel gencarkan KIE pengasuhan 1.000 HPK tekan stunting
29 Agustus 2022 02:03 WIB
Suasana kegiatan Promosi dan KIE yang digelar BKKBN Sulsel dan mitra untuk membantu percepatan penurunan stunting di Sulsel. ANTARA/HO-Humas BKKBN Sulsel
Makassar (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Sulawesi Selatan (BKKBN Sulsel) menggencarkan promosi dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) pengasuhan 1.000 Hari Pertama Kelahiran (HPK) untuk menekan angka prevalensi stunting.
"Kegiatan promosi dan KIE ini dilakukan untuk mitra kerja dan pemangku kebijakan daerah selama dua hari," kata Ketua Panitia yang juga Koordinator Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Sulsel Irmawahyuni Bachtiar, di Makassar, Minggu.
Dia mengatakan, stunting merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia sampai dengan saat ini.
Stunting disebabkan oleh faktor multidimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita.
"Karena itu, intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi prevalensi stunting perlu dilakukan pada 1.000 HPK atau dari anak umur 0-2 tahun," katanya pula.
Adapun beberapa faktor yang menjadi penyebab stunting adalah praktik pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, serta setelah melahirkan.
Selain itu, kata Irmawahyuni lagi, masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk pelayanan ANC-Antenatal Care (pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan), Post-Natal Care dan pembelajaran dini yang berkualitas dan masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi.
Selain itu, kurangnya akses air bersih dan sanitasi juga menjadi faktor-faktor yang cenderung menyebabkan stunting, katanya lagi.
Hal tersebut dibenarkan Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel Hj Andi Ritamariani.
Dia mengatakan, mencermati kondisi di lapangan, BKKBN mendukung pemberdayaan keluarga (intervensi sensitif) melalui kelompok kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB).
Menurut dia, promosi dan KIE mengenai Pengasuhan 1.000 HPK-sejak saat kehamilan hingga anak berusia 2 tahun-menjadi kegiatan untuk mendukung intervensi tersebut dengan target kegiatan adalah keluarga bawah dua tahun (baduta0 yang terpapar 1.000 HPK.
Rencana Program Prioritas Promosi dan KIE 1000 HPK untuk tahun 2022 sasarannya mencakup 24 kabupaten/kota dengan kegiatan antara lain advokasi kepada pemangku kebijakan daerah tentang promosi dan KIE 1.000 HPK dalam pencegahan stunting.
Baca juga: BKKBN Sulsel tangani stunting dengan meningkatkan SDM pendamping
Baca juga: BKKBN Sulsel-DPR RI edukasi warga Kabupaten Barru cegah Stunting
"Kegiatan promosi dan KIE ini dilakukan untuk mitra kerja dan pemangku kebijakan daerah selama dua hari," kata Ketua Panitia yang juga Koordinator Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Sulsel Irmawahyuni Bachtiar, di Makassar, Minggu.
Dia mengatakan, stunting merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia sampai dengan saat ini.
Stunting disebabkan oleh faktor multidimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita.
"Karena itu, intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi prevalensi stunting perlu dilakukan pada 1.000 HPK atau dari anak umur 0-2 tahun," katanya pula.
Adapun beberapa faktor yang menjadi penyebab stunting adalah praktik pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, serta setelah melahirkan.
Selain itu, kata Irmawahyuni lagi, masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk pelayanan ANC-Antenatal Care (pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan), Post-Natal Care dan pembelajaran dini yang berkualitas dan masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi.
Selain itu, kurangnya akses air bersih dan sanitasi juga menjadi faktor-faktor yang cenderung menyebabkan stunting, katanya lagi.
Hal tersebut dibenarkan Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel Hj Andi Ritamariani.
Dia mengatakan, mencermati kondisi di lapangan, BKKBN mendukung pemberdayaan keluarga (intervensi sensitif) melalui kelompok kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB).
Menurut dia, promosi dan KIE mengenai Pengasuhan 1.000 HPK-sejak saat kehamilan hingga anak berusia 2 tahun-menjadi kegiatan untuk mendukung intervensi tersebut dengan target kegiatan adalah keluarga bawah dua tahun (baduta0 yang terpapar 1.000 HPK.
Rencana Program Prioritas Promosi dan KIE 1000 HPK untuk tahun 2022 sasarannya mencakup 24 kabupaten/kota dengan kegiatan antara lain advokasi kepada pemangku kebijakan daerah tentang promosi dan KIE 1.000 HPK dalam pencegahan stunting.
Baca juga: BKKBN Sulsel tangani stunting dengan meningkatkan SDM pendamping
Baca juga: BKKBN Sulsel-DPR RI edukasi warga Kabupaten Barru cegah Stunting
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022
Tags: