Habib Luthfi ajak masyarakat memperkuat kecintaan pada Tanah Air
28 Agustus 2022 14:16 WIB
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Habib Luthfi bin Yahya saat mendampingi Presiden Joko Widodo melepas Kirab Merah Putih yang mengangkat tema “Menciptakan Kesatuan Indonesia yang Harmoni” di halaman depan Istana Merdeka, Jakarta, pada Minggu, (28/8/2022). ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden-Muchlis Jr/pri.
Jakarta (ANTARA) - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) RI Habib Luthfi bin Yahya mengajak masyarakat memperkuat kecintaannya pada Tanah Air agar tak mudah terpecah belah, saat menghadiri kegiatan kirab Merah Putih yang diikuti puluhan ribu elemen masyarakat lintas agama dan budaya di Monas-Bundaran HI, Jakarta.
"Dengan adanya kirab Merah Putih pagi hari ini untuk menguat, mengembalikan, menambah kecintaan kita pada bangsa dan Tanah Air dengan dasar ketuhanan Yang Maha Esa," kata Habib Luthfi saat memberikan tausyiah kebangsaan di panggung kirab Merah Putih di Bundaran HI, Jakarta, Minggu.
Lebih lanjut, ia pun mengajak masyarakat untuk mendalami falsafah bendera merah putih yang didalamnya terdapat kehormatan, harga diri, dan jati diri bangsa.
"Maka apabila cinta Tanah Air ini semakin melekat, semakin kuat, kita akan tahu hebatnya kehormatan bangsa, harga diri bangsa, jati diri bangsa," ujarnya.
Dari pemahaman sang saka merah putih tersebut, Habib Luthfi berharap masyarakat dapat memperkuat kecintaan pada Tanah Air yang diperjuangkan dengan segenap tumpah darah oleh para pahlawan untuk dapat merdeka dari belenggu penjajah.
"Perlu untuk menjadi cermin untuk kita semuanya dan kita bertanya sudah mempunyai kontribusi apa untuk negara ini, untuk bangsa ini, atau mudah dipecah belah?," tuturnya.
Ia lantas berkata, "Bangsa lain sudah maju, bangsa lain ekonominya sudah hebat, tapi kita selalu hampir banyak ketinggalan-ketinggalan".
Habib Luthfi kemudian mengajak para peserta kirab Merah Putih yang hadir untuk bersama-sama melafalkan ikrar yang terdiri dari enam poin.
"Satu, kami bangga menjadi bangsa Indonesia. Dua, kami bangga menjadi anak Indonesia. Tiga, kami bangga merasa, memiliki Indonesia," katanya memandu.
Kemudian poin keempat berbunyi; Indonesiaku, Indonesiamu, Indonesia kita, Bhinneka Tunggal Ika; kelima, kami bersumpah untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; keenam, NKRI harga mati dan bela negara adalah kewajiban kami.
"Sehelai rumput yang kering dan sebutir pasir Indonesia kehormatan taruhannya, tetesan darah di bumi Pertiwi mutiara yang tak ternilai harganya yang sehingga berkibar sang saka Merah Putih di bumi tercinta. Kami bangsa yang tidak akan melupakan sejarah," ucap Habib Luthfi.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Minggu pagi melepas kirab Merah Putih dari depan Istana Merdeka, Jakarta, sekira pukul 07.00 WIB, didampingi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan ulama kharismatik Habib Luthfi bin Yahya.
Puluhan ribu elemen masyarakat ikut mengirab bendera Merah Putih sepanjang 1.700 meter yang diikuti oleh lintas agama, pelajar, pemuda, instansi pemerintah, santri, TNI-POLRI, hingga berbagai organisasi masyarakat.
Kirab Merah Putih merupakan acara kebudayaan dan berkesenian dalam keberagaman yang bertujuan meningkatkan persatuan dan kesatuan. Acara ini juga diselenggarakan sebagai bagian dari peringatan HUT Ke-77 RI.
Pihak kepolisian memperkirakan Kirab Merah Putih dihadiri lebih dari 10.000 orang peserta dan berakhir sekitar pukul 09.00 WIB.
"Dengan adanya kirab Merah Putih pagi hari ini untuk menguat, mengembalikan, menambah kecintaan kita pada bangsa dan Tanah Air dengan dasar ketuhanan Yang Maha Esa," kata Habib Luthfi saat memberikan tausyiah kebangsaan di panggung kirab Merah Putih di Bundaran HI, Jakarta, Minggu.
Lebih lanjut, ia pun mengajak masyarakat untuk mendalami falsafah bendera merah putih yang didalamnya terdapat kehormatan, harga diri, dan jati diri bangsa.
"Maka apabila cinta Tanah Air ini semakin melekat, semakin kuat, kita akan tahu hebatnya kehormatan bangsa, harga diri bangsa, jati diri bangsa," ujarnya.
Dari pemahaman sang saka merah putih tersebut, Habib Luthfi berharap masyarakat dapat memperkuat kecintaan pada Tanah Air yang diperjuangkan dengan segenap tumpah darah oleh para pahlawan untuk dapat merdeka dari belenggu penjajah.
"Perlu untuk menjadi cermin untuk kita semuanya dan kita bertanya sudah mempunyai kontribusi apa untuk negara ini, untuk bangsa ini, atau mudah dipecah belah?," tuturnya.
Ia lantas berkata, "Bangsa lain sudah maju, bangsa lain ekonominya sudah hebat, tapi kita selalu hampir banyak ketinggalan-ketinggalan".
Habib Luthfi kemudian mengajak para peserta kirab Merah Putih yang hadir untuk bersama-sama melafalkan ikrar yang terdiri dari enam poin.
"Satu, kami bangga menjadi bangsa Indonesia. Dua, kami bangga menjadi anak Indonesia. Tiga, kami bangga merasa, memiliki Indonesia," katanya memandu.
Kemudian poin keempat berbunyi; Indonesiaku, Indonesiamu, Indonesia kita, Bhinneka Tunggal Ika; kelima, kami bersumpah untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; keenam, NKRI harga mati dan bela negara adalah kewajiban kami.
"Sehelai rumput yang kering dan sebutir pasir Indonesia kehormatan taruhannya, tetesan darah di bumi Pertiwi mutiara yang tak ternilai harganya yang sehingga berkibar sang saka Merah Putih di bumi tercinta. Kami bangsa yang tidak akan melupakan sejarah," ucap Habib Luthfi.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Minggu pagi melepas kirab Merah Putih dari depan Istana Merdeka, Jakarta, sekira pukul 07.00 WIB, didampingi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan ulama kharismatik Habib Luthfi bin Yahya.
Puluhan ribu elemen masyarakat ikut mengirab bendera Merah Putih sepanjang 1.700 meter yang diikuti oleh lintas agama, pelajar, pemuda, instansi pemerintah, santri, TNI-POLRI, hingga berbagai organisasi masyarakat.
Kirab Merah Putih merupakan acara kebudayaan dan berkesenian dalam keberagaman yang bertujuan meningkatkan persatuan dan kesatuan. Acara ini juga diselenggarakan sebagai bagian dari peringatan HUT Ke-77 RI.
Pihak kepolisian memperkirakan Kirab Merah Putih dihadiri lebih dari 10.000 orang peserta dan berakhir sekitar pukul 09.00 WIB.
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022
Tags: