Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Ketua Paramotor Indonesia, Cahyo Alkantana mengatakan, safety penerbangan olah raga paramotor di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) cukup bagus dan potensi pengembangan olahraga itu sangat besar.

"Dari sisi prestasi peluangnya cukup besar, karena para atlet sudah ada dan lokasi latihan juga mendukung," kata Cahyo Alkantana di Praya, Minggu.

Ia mengatakan, ada tiga pilar dalam olahraga paramotor itu yakni prestasi, wisata dan pendidikan. Selain itu pada 2028 Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) akan menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON), sehingga potensi yang sangat baik, karena ada eks bandara lama, Mandalika dan Lancing untuk lokasi latihan paramotor maupun paralayang.

Baca juga: Ekshibisi paramotor di PON Papua tonggak sejarah olahraga dirgantara

"Dengan adanya lokasi paramotor di NTB ini akan meningkatkan kapasitas dan kemampuan para atlet," katanya.

Pilar kedua yakni wisata, di mana spot paramotor di NTB itu cukup bagus, sehingga olahraga paramotor tandem harus dikembangkan untuk mendukung destinasi wisata seperti di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan tempat wisata lainnya di NTB. Dengan adanya olahraga tersebut bisa mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat, karena olahraga itu cukup banyak digemari oleh para wisatawan.

"Untuk sementara ada tiga tempat yang safety cukup bagus yakni di Mandalika, Lancing dan eks bandara lama," katanya.

Selanjutnya untuk pilar pendidikan yakni apabila olahraga ini telah berprestasi, tentu masyarakat akan menggemari olahraga paramotor tersebut. PON 2024 dilaksanakan di Provinsi Aceh dan untuk sementara masih tarik ulur ada 12 mata lomba yang dipertandingkan.

Baca juga: Pemkot Batam hadirkan atraksi paramotor dalam upacara HUT Ke-77 RI

"Kita telah bertemu dengan para atlet, mereka telah mulai mempersiapkan diri," katanya.

Untuk itu, ia menekankan kepada pemerintah daerah dalam hal ini KONI harus mulai membuka diri dan mendukung olahraga paramotor tersebut, karena PON 2024 telah di depan mata, sehingga dibutuhkan pembinaan dan peningkatan skill kepada para atlet.

Jumlah atlet paramotor di NTB ini sekitar puluhan atau tidak sebanyak para atlet paralayang. Pemerintah daerah harus bisa bersinergi dengan semua pihak untuk jalan bersama dalam pengembangan olahraga paramotor tersebut, karena alat olahraga paramotor ini cukup mahal Rp200 juta.

"Pemerintah daerah harus memperbanyak event, agar animo masyarakat dan atlet paramotor di NTB bisa berkembang. Ada kemungkinan eks Bandara Selaparan mau dijadikan lokasi alternatif pra PON 2023," katanya.

Baca juga: Gunakan paramotor, Polres Garut pantau hari terakhir arus balik