Teater Keliling tampilkan cerita rakyat Bali Calonarang di lima kota
27 Agustus 2022 17:25 WIB
Cuplikan pementasan Musikal Calonarang yang dibawakan Teater Keliling dengan didukung Bakti Budaya Djarum Foundation belum lama ini. ANTARA/HO-Teater Keliling.
Denpasar (ANTARA) - Teater Keliling yang didukung Bakti Budaya Djarum Foundation mempersembahkan pertunjukan drama berkonsep musikal bertajuk "Musikal Calonarang" yang diadaptasi dari cerita rakyat Bali untuk dipentaskan di lima kota di Tanah Air.
"Teater Keliling senantiasa menampilkan sebuah pertunjukan unik, kaya akan pesan, dan kecintaan terhadap budaya bagi para penikmat seni, terutama generasi muda," kata Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari Adrian dalam keterangan tertulisnya di Denpasar, Sabtu.
Pertunjukan yang dikolaborasikan dengan musik, bela diri, tari dan nyanyian ini dipentaskan di lima kota, mulai 7 Agustus hingga pekan ketiga Agustus 2022, berkolaborasi dengan penggiat seni di beberapa daerah di Pulau Jawa.
Baca juga: Komersialisasi kesenian Bali terjadi sejak zaman kolonial
Dalam Musikal Calonarang ini, Teater Keliling menghibur para penikmat seni di lima kota di Pulau Jawa dan juga Bali, yakni Semarang (Jawa Tengah), Lawang, Malang (Jawa Timur), Blitar (Jawa Timur), Banyuwangi (Jawa Timur) dan Gianyar (Bali).
"Teater Keliling disambut baik oleh para pecinta seni dengan jumlah penonton di lima kota yang mencapai 2.000 penikmat seni," ucapnya.
Menurut Renitasari, kegiatan Musikal Calonarang merupakan sebuah kegiatan positif, karena selain menyajikan pertunjukan, Teater Keliling juga mengajak generasi muda setempat untuk berkolaborasi dan terlibat dalam setiap pertunjukan yang diselenggarakan.
"Ini sejalan dengan misi kami dalam mengenalkan dan menumbuhkan rasa cinta akan kebudayaan kepada generasi muda, khususnya melalui seni pertunjukan," ujar Renitasari.
Musikal Calonarang bercerita tentang hidup seorang dukun sakti nan keji di sebuah desa bernama Desa Girah. Dukun itu bernama Ki Rangda, sosok ibu yang menyayangi anaknya, Ratna Manggali.
Ratna Manggali adalah sosok cantik "yang terkutuk", ia tidak kunjung mendapat pendamping akibat ketakutan orang-orang terhadap sosok sang ibu yang menyeramkan.
Baca juga: Sanggar Eka Satya Budaya edukasi Joged Bumbung sesuai pakem
Bayang-bayang Ki Rangda, sang dukun sakti menjadi konflik utama dari kisah yang mempertemukan karakter demi karakter dapat ditemui dalam pementasan ini.
Sementara itu, Ketua Yayasan Teater Keliling Dolfry Inda Suri menambahkan keberagaman budaya dan suku bangsa yang kental melalui legenda atau cerita rakyat yang dimiliki Indonesia itu begitu kaya.
"Ini menjadi penting, dimana Teater Keliling ingin terus melanjutkan upaya dalam melestarikan cerita-cerita rakyat Indonesia yang tentunya menjadi identitas terbaik yang dimiliki bangsa ini," ujarnya.
Melalui kreativitas, lanjut dia, cerita rakyat akan disajikan dalam konsep pertunjukan yang modern, namun tidak kehilangan sisi tradisionalnya, sebagai bentuk bangga terhadap budaya.
Baca juga: Koreografer muda pelajari Tari Kecak dalam program Temu Seni Tari
Baca juga: Sandiaga: Budaya dapat dilestarikan dan diapresiasi melalui pariwisata
"Kami harap kaum milenial dapat mengenal cerita-cerita rakyat ini sebagai kekayaan yang perlu diceritakan secara turun-temurun agar tidak punah keberadaannya," ucapnya.
Selain itu, sekaligus mengingatkan kembali bahwa Indonesia tidak kalah kaya dari negara lain, dengan materi cerita rakyat yang klasik dengan ciri khas daerah masing-masing yang begitu unik.
"Teater Keliling senantiasa menampilkan sebuah pertunjukan unik, kaya akan pesan, dan kecintaan terhadap budaya bagi para penikmat seni, terutama generasi muda," kata Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari Adrian dalam keterangan tertulisnya di Denpasar, Sabtu.
Pertunjukan yang dikolaborasikan dengan musik, bela diri, tari dan nyanyian ini dipentaskan di lima kota, mulai 7 Agustus hingga pekan ketiga Agustus 2022, berkolaborasi dengan penggiat seni di beberapa daerah di Pulau Jawa.
Baca juga: Komersialisasi kesenian Bali terjadi sejak zaman kolonial
Dalam Musikal Calonarang ini, Teater Keliling menghibur para penikmat seni di lima kota di Pulau Jawa dan juga Bali, yakni Semarang (Jawa Tengah), Lawang, Malang (Jawa Timur), Blitar (Jawa Timur), Banyuwangi (Jawa Timur) dan Gianyar (Bali).
"Teater Keliling disambut baik oleh para pecinta seni dengan jumlah penonton di lima kota yang mencapai 2.000 penikmat seni," ucapnya.
Menurut Renitasari, kegiatan Musikal Calonarang merupakan sebuah kegiatan positif, karena selain menyajikan pertunjukan, Teater Keliling juga mengajak generasi muda setempat untuk berkolaborasi dan terlibat dalam setiap pertunjukan yang diselenggarakan.
"Ini sejalan dengan misi kami dalam mengenalkan dan menumbuhkan rasa cinta akan kebudayaan kepada generasi muda, khususnya melalui seni pertunjukan," ujar Renitasari.
Musikal Calonarang bercerita tentang hidup seorang dukun sakti nan keji di sebuah desa bernama Desa Girah. Dukun itu bernama Ki Rangda, sosok ibu yang menyayangi anaknya, Ratna Manggali.
Ratna Manggali adalah sosok cantik "yang terkutuk", ia tidak kunjung mendapat pendamping akibat ketakutan orang-orang terhadap sosok sang ibu yang menyeramkan.
Baca juga: Sanggar Eka Satya Budaya edukasi Joged Bumbung sesuai pakem
Bayang-bayang Ki Rangda, sang dukun sakti menjadi konflik utama dari kisah yang mempertemukan karakter demi karakter dapat ditemui dalam pementasan ini.
Sementara itu, Ketua Yayasan Teater Keliling Dolfry Inda Suri menambahkan keberagaman budaya dan suku bangsa yang kental melalui legenda atau cerita rakyat yang dimiliki Indonesia itu begitu kaya.
"Ini menjadi penting, dimana Teater Keliling ingin terus melanjutkan upaya dalam melestarikan cerita-cerita rakyat Indonesia yang tentunya menjadi identitas terbaik yang dimiliki bangsa ini," ujarnya.
Melalui kreativitas, lanjut dia, cerita rakyat akan disajikan dalam konsep pertunjukan yang modern, namun tidak kehilangan sisi tradisionalnya, sebagai bentuk bangga terhadap budaya.
Baca juga: Koreografer muda pelajari Tari Kecak dalam program Temu Seni Tari
Baca juga: Sandiaga: Budaya dapat dilestarikan dan diapresiasi melalui pariwisata
"Kami harap kaum milenial dapat mengenal cerita-cerita rakyat ini sebagai kekayaan yang perlu diceritakan secara turun-temurun agar tidak punah keberadaannya," ucapnya.
Selain itu, sekaligus mengingatkan kembali bahwa Indonesia tidak kalah kaya dari negara lain, dengan materi cerita rakyat yang klasik dengan ciri khas daerah masing-masing yang begitu unik.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022
Tags: