Bandung (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung menyebut penyakit HIV/AIDS bisa mudah terdeteksi jika stigma atau diskriminasi masyarakat terhadap pengidap penyakit tersebut hilang.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung Ira Dewi Jani mengatakan jika HIV/AIDS mudah terdeteksi, harapan hidup sehat dan produktif bagi para pengidap penyakit tersebut bisa semakin tinggi.

"Makanya kita musti cari yang HIV/AIDS, karena kalau tidak, akan seperti fenomena gunung es," kata Ira di Bandung, Jawa Barat, Sabtu.

Baca juga: Pemkot Bandung perbolehkan pengidap HIV dan AIDS divaksinasi

Baca juga: Mahasiswa Unair beri motivasi pasien HIV/AIDS
Menurut Ira, seseorang itu baru bisa didiagnosa HIV setelah dia melakukan tes, karena tidak ada tanda dan gejala spesifik bagi orang yang terkena HIV/AIDS. Namun, para pengidap biasanya malu untuk tes HIV/AIDS.

Menurutnya, stigma negatif tentang HIV/AIDS membuat tenaga kesehatan sulit mendeteksi secara dini. Padahal, jika bisa dideteksi secara dini, masih ada kesempatan agar seseorang tidak masuk ke fase AIDS.

"Jangan sampai ada yang meninggal karena sudah masuk fase AIDS. Semoga kita sudah bisa menemukan dan mengobati dari fase HIV saja," kata dia.

Berdasarkan data dari tahun 1991 hingga 2021, jumlah pengidap HIV di Kota Bandung sebanyak 5.843 orang. Dari angka itu, 6 persen diantaranya berstatus mahasiswa.

Jika di rata-rata, setiap tahun ada kasus HIV/AIDS sekitar 300-400 kasus. Kasus itu, paling banyak diakibatkan oleh faktor heteroseksual.

Dia memastikan beragam langkah telah dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk mencegah dan mengatasi HIV/AIDS, mulai dari tindakan sosialisasi hingga preventif.

Baca juga: Mahasiswa UCB ajak masyarakat tak perlu takut dengan Odha
Melalui tindakan sosialisasi, Pemkot Bandung telah mengenalkan materi kesehatan reproduksi mulai dari kalangan usia SMP atau remaja yang disesuaikan dengan kapabilitas usia mereka.

Untuk tindakan preventif, setiap ibu hamil harus melakukan pemeriksaan amanat standar pelayanan minimal bidang kesehatan, salah satunya tes HIV.

"Kita sudah ada program Hidup Sehat bersama Sahabat (HEBAT). Kita juga melakukan penyuluhan di tempat-tempat kerja," kata Ira.