Jakarta (ANTARA) - CEO sekaligus pendiri dari Meta Mark Zuckerberg memastikan pihaknya akan merilis headset virtual reality (VR) teranyarnya pada Oktober 2022.

Kabar itu terkonfirmasi saat Mark berkomentar di podcast atau siniar milik Joe Rogan menyebutkan ia tengah menyiapkan proyek bernama "Project Cambria" yang disiapkan dirilis pada acara tahunan Connect.

Baca juga: Meta dukung kreator gaming bagikan pengalaman imersif lewat metaverse

"Untuk perangkat berikutnya akan rilis di Oktober, ada beberapa fitur baru," kata Mark membahas perangkat VR terbarunya itu membuka siniar seperti dikutip dari The Verge, Jumat.

Adapun Connect merupakan acara tahunan yang dihelat Meta setiap tahunnya dan telah berlangsung hampir sepuluh tahun lamanya.

Acara tahunan itu diikuti oleh para pengembang produk dan kreator konten yang tertarik dengan industri Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR).

Lebih lanjut, Mark menyebutkan terkait peningkatan fitur pada bagian pindaian wajah di produk headset VR terbarunya.

Produk itu disebut oleh Mark mampu melacak kontak mata di dunia nyata dan diwujudkan langsung ke dunia virtual lewat avatar secara langsung.

Baca juga: Menkominfo ajak Meta hingga Cisco ramaikan Presidensi G20 Indonesia

"Jika tersenyum atau jika mengerutkan kening, atau ketika sedang cemberut, bahkan apapun ekspresi anda. Perangkat ini mampu menerjemahkan itu secara real time ke avatar anda," kata Mark.

Adanya fitur baru itu sejalan dengan bocoran-bocoran yang telah menyebar di pecinta teknologi yang menyebutkan "Project Cambria" dikembangkan dengan layar beresolusi tinggi serta sensor internal untuk melacak mata.

Pada bulan lalu, Bloomberg bahkan melaporkan produk itu bisa meluncur dengan nama Meta Quest Pro.

Terlepas dari apapun namanya nanti saat dirilis, Cambria akan mengisi jajaran produk headset VR di kelas pemula.

Cambria seharusnya memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan perangkat Meta Quest yang baru-baru ini harganya meningkat menjadi 399 dolar AS setara Rp5,9 juta saat ini.


Baca juga: Facebook tetap blokir Trump meski jadi capres

Baca juga: Facebook uji "end-to-end encryption" sebagai "default" di Messenger

Baca juga: Twitter umumkan perbaiki masalah akses setelah terima ribuan keluhan