BRIN: Kesiapan Pemilu oleh parpol harus substansial
25 Agustus 2022 17:26 WIB
Tangkapan layar - Peneliti Senior Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor dalam webinar “Persiapan Partai Politik Menjelang Pemilu 2024” yang disiarkan YouTube BRIN Indonesia, Kamis (25/8/2022). (ANTARA/Melalusa Susthira K.)
Jakarta (ANTARA) - Kesiapan partai-partai politik dalam pemilihan umum (Pemilu) harus substansial, bukan hanya kesiapan yang bersifat prosedural, kata Peneliti Senior Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor.
Sebagaimana substansi Pemilu yang merupakan awalan dari terciptanya pemerintahan yang bersih, solid dan berkualitas, kata Firman, kesiapan parpol dalam Pemilu tak cukup hanya sebatas yang sifatnya prosedural terkait verifikasi administratif kepemiluan.
“Kesiapan substansial dengan demikian harus ada dalam setiap tahapan Pemilu itu sendiri sebagai rangkaian kegiatan,” kata Firman dalam webinar “Persiapan Partai Politik Menjelang Pemilu 2024” yang disiarkan dalam YouTube BRIN Indonesia, dipantau di Jakarta, Kamis.
Lebih jauh, Firman menyebut kesiapan substansial yang perlu diperhatikan parpol ialah menghadirkan daftar kandidat yang bernas, berkualitas dan pantas. Menurutnya, praktik politik dinasti dalam proses rekrutmen parpol harus direduksi, dan sebaliknya demokrasi internal dan merit system di dalam parpol perlu diperkuat.
“Kader-kader yang berkomitmen kuat terhadap demokrasi harus dihormati, kader-kader dan figur-figur yang berkomitmen pada pemerintahan yang bersih harus diakomodir, terlepas dari latar belakang keluarganya,” ujarnya.
Parpol, kata Firman, juga harus bersih dan praktik jual beli kursi atau praktik “dagang sapi” dalam menentukan kandidatnya, yang kerap hanya membidik pusaran uang dalam mengikuti kontestasi Pemilu.
Dia menambahkan, sebagai elemen demokratik yang artikulatif dalam memperjuangkan amanat penderitaan rakyat, parpol pun harus memajukan ide, visi ataupun gagasannya pada masa kampanye Pemilu.
Selain itu, praktik oligarki dalam berbagai kedoknya juga harus dihindari sekuat mungkin oleh parpol dan bukan justru memanfaatkannya sebagai investor politik.
"Karena tidak ada demokrasi jika oligarki demikian kuatnya," ujar Firman menegaskan.
Terakhir peneliti senior BRIN itu menyebut bahwa parpol harus pula mengawal hasil Pemilu dengan sebaik-baiknya serta memberikan perlawanan terhadap segenap kecurangan dalam Pemilu, dan bukan malah menjadi pemberi fasilitas ataupun pelakunya.
Hal-hal substansial di atas sangat penting dipersiapkan parpol dalam Pemilu, karena menurutnya inti dari Pemilu ditentukan oleh kualitas parpol-parpol yang mengikutinya.
“Sebaik apapun kita mendesain kepemiluan dan mendorong masyarakat untuk berpartisipasi secara maksimal dan penuh kesadaran, namun jika kualitas partai mengalami stagnansi maka tidak akan ada perbaikan signifikan dalam pelaksanaan pemilu dan kehidupan politik kita,” ucapnya.
"Partai adalah akar dari semua persoalan bangsa kita, namun juga sebetulnya adalah akar harapan untuk perbaikan kehidupan kita sebagai bangsa," kata Firman Noor.
Baca juga: KPU: 40 Parpol mendaftar sebagai peserta Pemilu 2024
Baca juga: Bawaslu pastikan penyadang disabilitas terakomodasi di Pemilu 2024
Sebagaimana substansi Pemilu yang merupakan awalan dari terciptanya pemerintahan yang bersih, solid dan berkualitas, kata Firman, kesiapan parpol dalam Pemilu tak cukup hanya sebatas yang sifatnya prosedural terkait verifikasi administratif kepemiluan.
“Kesiapan substansial dengan demikian harus ada dalam setiap tahapan Pemilu itu sendiri sebagai rangkaian kegiatan,” kata Firman dalam webinar “Persiapan Partai Politik Menjelang Pemilu 2024” yang disiarkan dalam YouTube BRIN Indonesia, dipantau di Jakarta, Kamis.
Lebih jauh, Firman menyebut kesiapan substansial yang perlu diperhatikan parpol ialah menghadirkan daftar kandidat yang bernas, berkualitas dan pantas. Menurutnya, praktik politik dinasti dalam proses rekrutmen parpol harus direduksi, dan sebaliknya demokrasi internal dan merit system di dalam parpol perlu diperkuat.
“Kader-kader yang berkomitmen kuat terhadap demokrasi harus dihormati, kader-kader dan figur-figur yang berkomitmen pada pemerintahan yang bersih harus diakomodir, terlepas dari latar belakang keluarganya,” ujarnya.
Parpol, kata Firman, juga harus bersih dan praktik jual beli kursi atau praktik “dagang sapi” dalam menentukan kandidatnya, yang kerap hanya membidik pusaran uang dalam mengikuti kontestasi Pemilu.
Dia menambahkan, sebagai elemen demokratik yang artikulatif dalam memperjuangkan amanat penderitaan rakyat, parpol pun harus memajukan ide, visi ataupun gagasannya pada masa kampanye Pemilu.
Selain itu, praktik oligarki dalam berbagai kedoknya juga harus dihindari sekuat mungkin oleh parpol dan bukan justru memanfaatkannya sebagai investor politik.
"Karena tidak ada demokrasi jika oligarki demikian kuatnya," ujar Firman menegaskan.
Terakhir peneliti senior BRIN itu menyebut bahwa parpol harus pula mengawal hasil Pemilu dengan sebaik-baiknya serta memberikan perlawanan terhadap segenap kecurangan dalam Pemilu, dan bukan malah menjadi pemberi fasilitas ataupun pelakunya.
Hal-hal substansial di atas sangat penting dipersiapkan parpol dalam Pemilu, karena menurutnya inti dari Pemilu ditentukan oleh kualitas parpol-parpol yang mengikutinya.
“Sebaik apapun kita mendesain kepemiluan dan mendorong masyarakat untuk berpartisipasi secara maksimal dan penuh kesadaran, namun jika kualitas partai mengalami stagnansi maka tidak akan ada perbaikan signifikan dalam pelaksanaan pemilu dan kehidupan politik kita,” ucapnya.
"Partai adalah akar dari semua persoalan bangsa kita, namun juga sebetulnya adalah akar harapan untuk perbaikan kehidupan kita sebagai bangsa," kata Firman Noor.
Baca juga: KPU: 40 Parpol mendaftar sebagai peserta Pemilu 2024
Baca juga: Bawaslu pastikan penyadang disabilitas terakomodasi di Pemilu 2024
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2022
Tags: