Paus Fransiskus peringatkan risiko 'bencana nuklir' di Zaporizhzhia
24 Agustus 2022 19:37 WIB
Paus Fransiskus menyapa warga setelah selesai menghadiri audiensi umum mingguan di Vatikan, Rabu (03/08/2022). ( REUTERS/Remo Casilli/rwa/RST) (REUTERS/REMO CASILLI)
Vatican City (ANTARA) - Paus Fransiskus pada Rabu menyerukan "langkah nyata" untuk mengakhiri perang di Ukraina dan menghindari risiko bencana nuklir di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia.
Badan pengawas nuklir PBB, IAEA, sebelumnya mengatakan akan mengunjungi PLTN yang dikuasai Rusia di Ukraina dalam beberapa hari, jika pembicaraan untuk mendapatkan akses masuknya berhasil.
Rusia dan Ukraina kerap saling menuding menembaki Zaporizhzhia, yang terbesar di Eropa dan yang direbut pasukan pro-Moskow tak lama setelah invasi 24 Februari. PBB meminta agar daerah itu dilucuti senjatanya.
"Saya mengharapkan adanya langkah nyata untuk mengakhiri perang dan menghindari risiko bencana nuklir di Zaporizhzhia," kata Fransiskus.
Berbicara pada saat Ukraina merayakan hari kemerdekaannya dari pemerintahan Soviet pada 1991 dan enam bulan setelah pasukan Rusia melakukan invasi, Fransiskus mengecam perang sebagai "kegilaan" dan merujuk pada kematian Darya Dugina.
Dugina adalah nama putri dari ultranasionalis Rusia ternama, yang tewas dalam aksi bom mobil di dekat Moskow pada Sabtu.
"Orang yang tak bersalah membayar untuk perang, orang yang tak bersalah," ucapnya.
Moskow menyalahkan agen Ukraina atas pembunuhan tersebut, sebuah tudingan yang dibantah oleh Kiev.
Fransiskus menyebut penjual senjata yang mengambil keuntungan dari perang "penjahat yang membunuh umat manusia."
Sumber: Reuters
Baca juga: Paus Fransiskus: Perang Ukraina alihkan perhatian dunia dari kelaparan
Baca juga: Paus tuding Rusia lakukan agresi dan imperialisme di Ukraina
Baca juga: Paus sebut pemboman mal di Ukraina sebagai "serangan biadab"
Badan pengawas nuklir PBB, IAEA, sebelumnya mengatakan akan mengunjungi PLTN yang dikuasai Rusia di Ukraina dalam beberapa hari, jika pembicaraan untuk mendapatkan akses masuknya berhasil.
Rusia dan Ukraina kerap saling menuding menembaki Zaporizhzhia, yang terbesar di Eropa dan yang direbut pasukan pro-Moskow tak lama setelah invasi 24 Februari. PBB meminta agar daerah itu dilucuti senjatanya.
"Saya mengharapkan adanya langkah nyata untuk mengakhiri perang dan menghindari risiko bencana nuklir di Zaporizhzhia," kata Fransiskus.
Berbicara pada saat Ukraina merayakan hari kemerdekaannya dari pemerintahan Soviet pada 1991 dan enam bulan setelah pasukan Rusia melakukan invasi, Fransiskus mengecam perang sebagai "kegilaan" dan merujuk pada kematian Darya Dugina.
Dugina adalah nama putri dari ultranasionalis Rusia ternama, yang tewas dalam aksi bom mobil di dekat Moskow pada Sabtu.
"Orang yang tak bersalah membayar untuk perang, orang yang tak bersalah," ucapnya.
Moskow menyalahkan agen Ukraina atas pembunuhan tersebut, sebuah tudingan yang dibantah oleh Kiev.
Fransiskus menyebut penjual senjata yang mengambil keuntungan dari perang "penjahat yang membunuh umat manusia."
Sumber: Reuters
Baca juga: Paus Fransiskus: Perang Ukraina alihkan perhatian dunia dari kelaparan
Baca juga: Paus tuding Rusia lakukan agresi dan imperialisme di Ukraina
Baca juga: Paus sebut pemboman mal di Ukraina sebagai "serangan biadab"
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022
Tags: