Batam (ANTARA) - Badan Pengusahaan (BP) Batam menyambut peluang kerja sama ekspor bahan pangan termasuk ayam ke Singapura, sebagaimana yang ditawarkan oleh Menteri Luar Negeri Kedua Singapura dalam kunjungannya ke Batam pekan lalu.

Kepala BP Batam Muhammad Rudi mengatakan dirinya berencana ke Singapura untuk memastikan kembali kebutuhan ayam di Singapura.

“Saya mau ke sana mau mendudukkan kembali bersama Dubes (Duta Besar Singapura). Kira-kira yang dibutuhkan mereka terutama daging ayam, kalau kita bangun tempatnya di sini, kira-kira berapa lama kontraknya di sini,” ujar Rudi di Batam Kepulauan Riau, Rabu.

Rudi menjelaskan untuk pembahasan kontrak itu harus jelas, karena apabila hanya sebentar tentunya akan merugikan pengusaha yang ada di Batam.

“Kalau misalnya hanya setahun, tempatnya baru siap tiga bulan dan pengiriman tentunya hanya jalan tujuh bulan lalu dia berhenti, ya rugilah. Makanya itu mau kita dudukkan dulu, karena pengusaha takut juga, nanti belum sampai setahun sudah berhenti permintaannya,” kata Rudi.
Baca juga: Mentan SYL lepas ekspor produk unggas ke pasar Singapura

Namun demikian, Rudi mengakui bahwa sangat setuju dengan kerja sama yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Kedua Singapura Mohamad Maliki Osman.

“Kalau saya sih oke-oke saja, tapi perlu diketahui bahwa, tata ruang kota Batam itu tidak diizinkan untuk membangun pabrik pengolahan daging. Maka mungkin nanti akan dicari daerah mungkin di luar pulau Batam, karena Batam sendiri masih memiliki 260 pulau yang bisa digunakan,” ungkapnya.

Pembahasan kontrak kerja sama itu kata Rudi akan dibahas dalam waktu dekat bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Singapura.

“Dalam waktu dekat pada tanggal 28 Agustus Menko akan pergi ke Singapura, saya akan ikut sekalian bertemu dengan Dubes dan bertemu Menlu (Singapura) lagi untuk membahas bagaimana kontraknya,” kata Rudi.

Baca juga: Kemenko Perekonomian: Indonesia berencana ekspor ayam ke Singapura
Baca juga: Menteri Pertanian dorong perluasan ekspor komoditas ayam