Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan keberadaan serta produk yang dihasilkan dari industri kelapa sawit harus ditujukan untuk kesejahteraan rakyat.

“Potensi ekspor yang tinggi ini perlu untuk terus kita dorong sejalan dengan masih adanya peningkatan harga komoditas kelapa sawit yang masih tinggi untuk kesejahteraan masyarakat,” ujar Airlangga dalam acara Borneo Forum ke-5 Tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), lewat keterangan resmi di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan industri ini harus mampu membangun kemajuan pedesaan, mengurangi tingkat kemiskinan dengan signifikan dan menyerap tenaga kerja dengan jumlah yang tinggi.

Selain itu, menurut dia, perkembangan industri ini juga harus memperhatikan aspek keberlanjutan terhadap lingkungan dan masyarakat agar sesuai kaidah pembangunan berkelanjutan.

“Kontribusi sektor perkebunan kelapa sawit yang besar juga perlu untuk terus diiringi dengan sustainability atau keberlanjutannya bagi lingkungan dan masyarakat luas,” kata Airlangga.

​​​​​Ia mengatakan pemerintah telah menerapkan berbagai kerangka kebijakan komprehensif dan mendorong kerja sama multi pihak agar perkembangan industri ini tetap memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan.

Penetapan kerangka kebijakan itu, mulai dari Sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO), Rencana Aksi Nasional Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAN-KSB) 2019- 2024, hingga Program Strategis Nasional tentang Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).

Dalam kesempatan ini, Ia menyampaikan pesan kepada pemerintah daerah (Pemda) untuk terus mengawal keberlanjutan investasi, memberikan kepastian hukum berusaha, mendorong pelaksanaan program PSR, menjaga kemitraan antara perkebunan sawit rakyat dengan perkebunan besar, memfasilitasi penyelesaian masalah, serta mempromosikan industri sawit di daerahnya.

Dengan itu, Ia menyebut industri ini akan semakin berkontribusi dalam pembangunan daerah.

Seperti diketahui, Indonesia merupakan negara produsen sawit terbesar yang menyumbang 54 persen market share di dunia. Ekspor produk industri ini disebut mampu menjangkau lebih dari 125 negara untuk keperluan pangan, energi dan aneka industri hilir lainnya.


Baca juga: Menko Airlangga minta kepala daerah dukung industri sawit
Baca juga: TLDN dan POSCO kerja sama kembangkan industri pengolahan minyak sawit
Baca juga: Pemerintah diminta evaluasi penerapan dana pungutan ekspor sawit