Jambi (ANTARA) - Gubernur Jambi Al Haris menyatakan rangkaian kegiatan Kenduri Swarnabhumi 2022 ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mempersatukan peradaban antara Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Barat.

"Kita menginginkan peradaban yang telah ada sejak dahulu tidak hilang begitu saja ditelan oleh zaman dimana Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Barat ini memiliki hubungan yang ditandai dengan mengalirnya Sungai Batang Hari dari hulunya bermula di Kabupaten Solok Selatan dan hilirnya berakhir di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan panjang lebih kurang 800 kilometer," kata Al Haris pada Festival Pamalayu 2022, yang berlangsung di Komplek Candi Pulau Sawah, Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat, Selasa (23/8).

Keterangan resmi yang diterima dari Dinas Kominfo Provinsi Jambi, Rabu, menyatakan bahwa Festival Pamalayu merupakan rangkaian kegiatan dari Kenduri Swarnabhumi 2022. Sementara Kenduri Swarnabhumi itu muncul dari ide Bapak Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI Hilmar Farid.

"Ide itu muncul ketika kami berdiskusi bersama dengan tujuan mempersatukan peradaban wilayah Jambi dan Sumatera Barat (Sumbar) yang memiliki hubungan kekerabatan erat sejak dahulu," kata
Gubernur Jambi Al Haris.

Haris juga menuturkan, kegiatan Kenduri Swarnabhumi akan membuat sebuah narasi terkait peradaban yang ada sehingga para generasi muda mengetahui dan kembali melihat sejarah yang terhubung oleh Sungai Batang Hari ini antara Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Barat. Para generasi muda harus mengetahui sejarah sebelumnya karena sejarah merupakan salah satu panduan bagi kehidupan.

Baca juga: Misi penyelamatan Sungai Batanghari dengan Kenduri Swarnabhumi Baca juga: Gubernur: Kenduri swarnabhumi wadah pemulihan ekosistem budaya

Baca juga: Harta karun ilmu di Pulau Emas

Bukti adanya peradaban sebelumnya adalah candi-candi yang ada di wilayah Jambi dan Sumatera Barat, dimana semua aktivitas kehidupan bersumber dari Sungai Batang Hari.

"Kita harus menjaga warisan sejarah yang membanggakan ini sehingga tentunya salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan restorasi dan pemugaran candi-candi yang ada," katanya.

Ia mengharapkan dengan adanya Kenduri Swarnabhumi 2022 para generasi bukan hanya mengetahui adanya sungai Batang Hari dan candi-candi yang berada di sekitarnya, tetapi juga mengetahui cerita dari sejarah peradaban sebelumnya yang memiliki hubungan erat.
​​​​​
Gubernur Al Haris juga menyampaikan, saat melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Jambi pada beberapa waktu yang lalu, Presiden Joko Widodo berpesan untuk segera melakukan pemugaran di kawasan candi Muaro Jambi karena memiliki historis yang luar biasa dimana candi Muaro Jambi merupakan pusat pendidikan pada abad ke-7.

Pada kesempatan tersebut, Gubernur Jambi bersama Dirjen Kebudayaan dan Gubernur Sumatera Barat melakukan pelepasan ekspedisi jejak Batang Hari yang merupakan rangkaian dari kegiatan Kenduri Swarnabhumi.

Al Haris juga menyempatkan diri melakukan ziarah ke makam Syekh Ahmad di Desa Teluk Kuali, Tebo Ulu Kabupaten Tebo, dimana Al Haris menginginkan adanya prasasti ditempat tersebut untuk memberikan informasi kepada para peziarah yang berkunjung.

Baca juga: Wagub Jambi: Kenduri Swarnabhumi kembalikan budaya Sungai Batanghari
Baca juga: 14 artefak ditampilkan BPCB Sumbar di Festival Pamalayu

Baca juga: Di Museum Nasional, Pemkab Dharmasraya luncurkan Festival Pamalayu