Menko Airlangga minta kepala daerah dukung industri sawit
24 Agustus 2022 13:23 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan sambutan secara virtual dalam acara Borneo Forum ke-5 di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Rabu (24/8/2022). ANTARA/Aditya Ramadhan/am.
Palangka Raya, Kalteng (ANTARA) - Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto meminta para kepala daerah untuk mendukung keberlanjutan industri kelapa sawit di daerah masing-masing karena kontribusi subsektor pertanian tersebut cukup besar terhadap perekonomian.
"Ekspor sawit yang tinggi harus terus didorong karena harga komoditas global yang tinggi saat ini," kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam sambutannya secara daring dalam acara Borneo Forum ke-5 di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Rabu.
Airlangga mengatakan hilirisasi produk kelapa sawit juga harus dikembangkan untuk memberikan nilai tambah. Pemerintah berharap Indonesia bisa mengekspor produk turunan kelapa sawit lebih banyak ketimbang mengekspor bahan mentah seperti CPO.
"Pengembangan industri hilir merupakan upaya strategis untuk meningkatkan nilai tambah industri kelapa sawit, yang tidak hanya terkonsentrasi pada bahan baku, tetapi perlu terus didorong ke industri hilir bahkan sampai produk akhir. Dengan upaya ini, nilai tambah tentunya akan berada di dalam negeri," katanya.
Airlangga mengatakan bahwa pemerintah juga memberikan perhatian pada aspek keberlanjutan industri kelapa sawit agar ramah lingkungan sejalan dengan SDGs (Sustainable Development Goals).
"Dengan adanya inpres mengenai ISPO, itu merupakan salah satu bukti bahwa Indonesia sangat serius bahwa pembangunan kelapa sawit harus memenuhi kaidah-kaidah pembangunan berkelanjutan," kata Airlangga.
Menko Perekonomian meminta kepala daerah juga mengawal industri kelapa sawit dan memberikan kepastian hukum. Juga membantu fasilitasi perusahaan-perusahaan sawit di daerah dalam penyelesaian masalah baik terkait lahan maupun masyarakat.
Airlangga mengatakan bahwa industri sawit Indonesia memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia, baik saat ini maupun beberapa dekade mendatang.
Industri sawit telah menjadi tumpuan sumber pendapatan bagi sekitar 17 juta kepala keluarga, petani dan karyawan yang bekerja di sektor on farm maupun off farm.
Sebagai komoditas perdagangan, devisa ekspor dari industri kelapa sawit mencapai 35,53 miliar dollar AS pada 2021 yang menjadikan neraca perdagangan di Indonesia surplus 33,82 miliar dollar AS.
Saat ini, ekspor produk kelapa sawit ditujukan ke lebih dari 125 negara di dunia dan telah digunakan untuk berbagai keperluan, baik untuk pangan, energi adan aneka industri hilir lainnya.
Selain itu, produksi kelapa sawit juga telah menjadi bahan baku untuk biodiesel yang sangat berperan dalam menekan impor dari migas.
Baca juga: Menko Airlangga tegaskan minyak sawit solusi bagi krisis pangan
Baca juga: Indonesia - Malaysia gunakan krisis untuk promosi sawit berkelanjutan
Baca juga: Airlangga: Kerja sama berbagai pihak dorong peremajaan sawit rakyat
"Ekspor sawit yang tinggi harus terus didorong karena harga komoditas global yang tinggi saat ini," kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam sambutannya secara daring dalam acara Borneo Forum ke-5 di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Rabu.
Airlangga mengatakan hilirisasi produk kelapa sawit juga harus dikembangkan untuk memberikan nilai tambah. Pemerintah berharap Indonesia bisa mengekspor produk turunan kelapa sawit lebih banyak ketimbang mengekspor bahan mentah seperti CPO.
"Pengembangan industri hilir merupakan upaya strategis untuk meningkatkan nilai tambah industri kelapa sawit, yang tidak hanya terkonsentrasi pada bahan baku, tetapi perlu terus didorong ke industri hilir bahkan sampai produk akhir. Dengan upaya ini, nilai tambah tentunya akan berada di dalam negeri," katanya.
Airlangga mengatakan bahwa pemerintah juga memberikan perhatian pada aspek keberlanjutan industri kelapa sawit agar ramah lingkungan sejalan dengan SDGs (Sustainable Development Goals).
"Dengan adanya inpres mengenai ISPO, itu merupakan salah satu bukti bahwa Indonesia sangat serius bahwa pembangunan kelapa sawit harus memenuhi kaidah-kaidah pembangunan berkelanjutan," kata Airlangga.
Menko Perekonomian meminta kepala daerah juga mengawal industri kelapa sawit dan memberikan kepastian hukum. Juga membantu fasilitasi perusahaan-perusahaan sawit di daerah dalam penyelesaian masalah baik terkait lahan maupun masyarakat.
Airlangga mengatakan bahwa industri sawit Indonesia memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia, baik saat ini maupun beberapa dekade mendatang.
Industri sawit telah menjadi tumpuan sumber pendapatan bagi sekitar 17 juta kepala keluarga, petani dan karyawan yang bekerja di sektor on farm maupun off farm.
Sebagai komoditas perdagangan, devisa ekspor dari industri kelapa sawit mencapai 35,53 miliar dollar AS pada 2021 yang menjadikan neraca perdagangan di Indonesia surplus 33,82 miliar dollar AS.
Saat ini, ekspor produk kelapa sawit ditujukan ke lebih dari 125 negara di dunia dan telah digunakan untuk berbagai keperluan, baik untuk pangan, energi adan aneka industri hilir lainnya.
Selain itu, produksi kelapa sawit juga telah menjadi bahan baku untuk biodiesel yang sangat berperan dalam menekan impor dari migas.
Baca juga: Menko Airlangga tegaskan minyak sawit solusi bagi krisis pangan
Baca juga: Indonesia - Malaysia gunakan krisis untuk promosi sawit berkelanjutan
Baca juga: Airlangga: Kerja sama berbagai pihak dorong peremajaan sawit rakyat
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: