Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian menggelar Indonesia 4.0 Conference Expo pada 24-25 Agustus 2022 di Jakarta sebagai wadah berkumpulnya seluruh pemangku kepentingan industri 4.0 dalam membahas perkembangan transformasi industri 4.0 di Indonesia.

Penyelenggaraan tersebut sejalan dengan cita-cita Indonesia untuk masuk menjadi 10 besar ekonomi dunia pada 2030 dengan mengakselerasi implementasi Making Indonesia 4.0.

"Saya percaya cita-cita dalam Making Indonesia 4.0 bahwa Indonesia masuk 10 besar ekonomi dunia di tahun 2030 akan dapat diakselerasi," kata Sekretaris Jenderal Kemenperin Dody Widodo mewakili Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita yang disiarkan virtual di Jakarta, Rabu.

Dody menyampaikan cita-cita Indonesia tersebut dapat dicapai karena didukung dengan tujuh sektor industri sebagai fokus utama dalam Making Indonesia 4.0, yakni industri makanan dan minuman; industri tekstil dan busana; otomotif; industri kimia; industri elektronika; industri farmasi; dan industri alat kesehatan.

"Untuk implementasi kebijakannya, Alhamdulillah, program ini telah menjadi salah satu major project dalam RPJMN tahun 2020-2024," ujar Dody.

Kemenperin terus mengakselerasi implementasi dari program-program tersebut, di antaranya partisipasi Indonesia sebagai Official Partner Country sejalan dengan inisiatif strategis Making Indonesia 4.0 dalam rangka menjawab tantangan revolusi industri ke-4.

Tidak hanya Indonesia sebagai negara pertama di ASEAN yang menjadi Official Partner Country, tetapi juga mendukung upaya national branding atas posisi Indonesia sebagai salah satu kekuatan baru ekonomi dunia dan pemain manufaktur global.

Selain itu, untuk penyiapan SDM di bidang industri 4.0 dan untuk mengakselerasi transformasi industri 4.0 di sektor manufaktur, Kementerian Perindustrian mendirikan Pusat Industri Digital Indonesia 4.0 (PIDI 4.0).

PIDI 4.0 didirikan sebagai solusi satu atap penerapan industri 4.0 di Indonesia, sekaligus menjadi Jendela Indonesia 4.0 pada dunia.

"Fasilitas ini, Alhamdulillah telah dikunjungi oleh Presiden Jerman beberapa waktu lalu, dan beliau mengapresiasinya," kata Dody.

Kemudian, pada Presidensi G20 Indonesia, melalui Trade, Investment and Industri Working Group (TIIWG), menekankan perlunya pendekatan terintegrasi untuk mempercepat penerapan industri 4.0, memfasilitasi inovasi dan transformasi digital untuk mencapai industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan.

Terakhir, penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) antara Menteri Perindustrian dan Menteri BUMN tentang Pelaksanaan Asesmen Indonesia Industri 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) untuk Badan Usaha Milik Negara pada 22 April 2021.

"Penandatangan MoU tersebut merupakan wujud komitmen kuat pemerintah dalam melakukan akselerasi peta jalan Making Indonesia 4.0," ujar Dody.

Sementara itu, Kepala Pusat Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Industri dan Kebijakan Jasa Industri Kementerian Perindustrian Heru Kustanto menyampaikan acara tersebut juga sebagai salah satu upaya pemerintah dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional melalui akselerasi transformasi Indonesia 4.0.

Selain itu, juga membangun sinergi dan kolaborasi antarpihak dalam ekosistem industri 4.0 di Indonesia.

"Adapun pihak tersebut terdiri dari pemerintah, pelaku industri atau asosiasi, perguruan tinggi, akademisi, lembaga riset dan pengembangan, teknologi provider, konsultan, dan pelaku keuangan untuk mempercepat proses transformasi industri 4.0, membangun jejaring, kerja sama dalam akselerasi, proses transformasi industri 4.0 di Indonesia," ujar Heru.

Baca juga: Menperin kembangkan potensi ekonomi digital di Indonesia
Baca juga: Kemenperin hadirkan digital forum percepat tranformasi Industri 4.0
Baca juga: Menperin berupaya pikat investasi Jerman dengan PIDI 4.0