London (ANTARA) - Pemerintah Nikaragua mengambil alih gedung surat kabar La Prensa, yang dikenal kritis terhadap Presiden Daniel Ortega, untuk mengubah fasilitas itu menjadi "pusat budaya", kata surat kabar itu, Selasa.

Salah satu surat kabar tertua di belahan bumi Barat itu diduduki oleh pasukan polisi Nikaragua tahun lalu dan beberapa eksekutifnya ditahan.

Sejak itu, tim reporter di pengasingan telah membuat koran itu terbit daring dari luar negeri.

"Selama beberapa hari, (rezim) telah melakukan konstruksi dan memindahkan beberapa mesin dan peralatan (La Prensa)," kata surat kabar itu di situs webnya.

"Dengan tindakan ini, rezim Ortega-Murillo menuntaskan penyitaan aset perusahaan Editorial La Prensa," katanya.

Wakil Presiden Nikaragua Rosario Murillo mengumumkan bahwa ruangan tersebut akan digunakan untuk membuat pusat budaya dan politeknik yang diberi nama salah satu penyair terkemuka di negara itu, Jose Coronel Urtecho.

Pusat budaya itu akan menyelenggarakan ratusan kursus dan loka karya, kata Murillo melalui media yang dikelola pemerintah.

Manajer La Prensa, Juan Lorenzo Hollman, tahun lalu dituduh melakukan pencucian uang dalam persidangan yang dianggap bermotif politik oleh organisasi hak asasi manusia.

Pemerintah Ortega juga telah menyita ruang surat kabar digital "Confidencial" dan saluran televisi "100% Noticias."

Wartawan La Prensa hengkang ke pengasingan dan melaporkan untuk edisi daring dari Kosta Rika, Amerika Serikat dan Meksiko.

Menurut organisasi Jurnalis dan Komunikator Independen Nikaragua (PCIN), 120 jurnalis telah hengkang ke pengasingan sejak krisis politik dimulai di negara Amerika Tengah itu pada 2018.

Di Nikaragua, saat ini tidak ada surat kabar cetak, dan beberapa media yang masih beroperasi secara daring melakukannya secara sembunyi-sembunyi, kata PCIN.

Sumber: Reuters

Baca juga: Nikaragua kembali tutup stasion radio karena kritik Presiden Ortega
Baca juga: Tanpa alasan, Nikaragua usir perwakilan Palang Merah Internasional