Jakarta (ANTARA) - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (Indonesia Port Corporation Car/IPCC) Tanjung Priok meraih kinerja positif seiring meningkatnya distribusi alat transportasi sepanjang tahun 2022.

“Karena semua transportasi perdagangan industri otomotif, baik untuk tujuan ekspor, impor dan domestik antarpulau di Indonesia, pasti melewati Terminal IPCC dalam pengirimannya. Ini yang membuat kinerja kita positif," kata Direktur Utama IPCC, Rio TN Lasse dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa.

Laporan kinerja keuangan perusahaan dengan kode bursa IPCC untuk semester pertama 2022, mencatat pendapatan sebesar Rp302,34 miliar atau meningkat 29,6 persen dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp 233,28 miliar.

Kemudian untuk laba periode berjalan semester pertama 2022 sebesar Rp45,42 miliar atau naik 206,19 persen dari periode sama tahun lalu sebesar Rp14,83 persen.

Menurut Rio, kebutuhan distribusi logistik dan alat transportasi seperti mobil, motor, alat berat dan suku cadang kendaraan saat ini cenderung stabil, bahkan meningkat setiap tahun.

"Kecenderungan ini berlaku dalam situasi apapun, baik saat ekonomi sedang krisis maupun sedang berkembang pesat. Hal ini merupakan poin pertama, alasan mengapa kinerja kami kuat dan saham kami layak diburu," kata Rio.

Baca juga: IPCC kolaborasi dengan Ruangguru latih Bahasa Inggris bagi siswa

Menurut Rio, pada saat pandemi terjadi penurunan aktivitas bongkar-muat karena hampir semua sektor industri dan kegiatan secara global juga mengalami perlambatan.

Tetapi tidak ada penurunan kebutuhan produk otomotif secara global. Hanya ada penundaan saja sehingga begitu pandemi sudah lebih longgar, laju pengiriman produk otomotif kembali melonjak naik.

“Tahun 2021 kami sudah pulih. Pendapatan sudah kembali naik lebih dua kali lipat dari tahun sebelumnya," katanya.

Pendapatan menurun hanya pada 2020 dan setelah itu sudah kembali naik. "Sehingga jika kita sandingkan dengan pergerakan harga saham IPCC maka bisa dibilang, pergerakan saham IPCC juga mampu kembali membaik,” ujar Rio.

IPCC merupakan satu-satunya perusahaan operator terminal kendaraan di Indonesia. Pesaing ada, namun kapasitasnya masih sangat kecil.

Hal ini didukung sejak Oktober 2021. Pelindo 1, 2, 3 dan 4 telah merger menjadi satu 'holding company' yaitu Pelindo sehingga status IPCC pun meningkat dari semula hanya melayani Jakarta dan sekitarnya saja, kini menjadi nasional.

Baca juga: IPCC Tanjung Priok pastikan bisnis terminal kendaraan kian cerah

Dulu terminal utama IPCC hanya di Tanjung Priok. Kini juga mengelola terminal kendaraan di Pelabuhan Belawan Medan, Panjang Lampung, Pontianak dan Makassar, dan sedang dijajaki dengan area lainnya.

"Ini membuka peluang usaha yang lebih besar yang tentunya juga memberikan potensi pendapatan perseroan yang juga besar,” ujar Direktur Keuangan IPCC Terminal Kendaraan, Soemarno.

Soemarno mengatakan, perkembangan makroekonomi Indonesia yang kian positif dan dibarengi dengan semakin berkurangnya dampak pandemi. Didukung makroekonomi global yang juga terus membaik membuat prospek perusahaan kian positif ke depan.

Kondisi makroekonomi itu akan mendorong pertumbuhan industri otomotif, manufaktur dan komoditas pertambangan dan perkebunan. "Maka sebagai bagian dari jasa layanan industri, pertumbuhan pesat itu juga akan berimbas positif pada jasa layanan bongkar muat kendaraan," katanya.

Rio menjelaskan, tiga strategi bisnis dari IPCC Terminal Kendaraan pada era pertumbuhan usai pandemi saat ini. Yaitu dengan melakukan integrasi, ekspansi dan digitalisasi.

“Untuk digitalisasi, pada industri logistik saat ini sangat penting. Karena konsumen menuntut layanan yang serba otomatis, serba cepat, mudah dan transparan," katanya.

Baca juga: IPCC targetkan pertumbuhan kinerja hingga 15 persen pada 2022

IPCC sedang mempercepat implementasi digitalisasi pada kegiatan operasional, hubungan konsumen, keuangan dan kantor digital.

Selanjutnya akan dilakukan penerapan jaringan IT di seluruh wilayah kerja sesuai rencana induk dan penjajakan implementasi "analytics", "big data" dan "business intelligence" untuk mendukung ekosistem bisnis logistik di masa depan.

Capaian optimis juga dapat dilihat dari hampir semua pabrikan otomotif di Indonesia saat ini mempercayakan pengurusan ekspor dan impor produknya melalui IPCC Terminal Kendaraan. Seperti Honda, Hyundai, Toyota, Isuzu, Suzuki, Ford, Mitzubishi Wuling dan lain-lain.

Belum lagi sejumlah merek truk dan alat berat yang mempercayai penanganan bongkar muat kepada IPCC. Antara 50.000-60.000 mobil CBU dan alat berat dilayani pengurusan ekspor dan impor melalui terminal IPCC Tanjung Priok setiap bulan.

Selain itu juga berbagai jenis motor, alat berat, alat pertanian dan pertambangan, alutsista dan suku cadang.