Sydney (ANTARA) - Harga minyak naik tipis di perdagangan Asia pada Selasa pagi, setelah Arab Saudi memperingatkan bahwa OPEC dapat memangkas produksi untuk memperbaiki penurunan minyak berjangka baru-baru ini.

Minyak mentah berjangka Brent naik 32 sen menjadi 96,80 dolar AS per barel pada pukul 00.04 GMT, setelah sesi berombak pada Senin (22/8) ketika jatuh lebih dari 4 dolar AS sebelum memangkas kerugiannya untuk diperdagangkan mendekati datar.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terangkat naik 37 sen, menjadi diperdagangkan di 90,73 dolar AS per barel pada pukul 00.04 GMT.

Kontrak berjangka Brent dan WTI masing-masing merosot sekitar 12 persen dan 8,0 persen sejauh bulan ini.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak siap untuk mengurangi produksi guna mengoreksi penurunan harga minyak baru-baru ini yang didorong oleh likuiditas pasar berjangka yang buruk dan kekhawatiran ekonomi makro, yang telah mengabaikan pasokan minyak mentah fisik yang sangat ketat, pemimpin OPEC Arab Saudi mengatakan pada Senin (22/8).

Kantor berita negara Saudi SPA mengutip Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan kepada Bloomberg bahwa OPEC+ memiliki sarana dan fleksibilitas untuk menghadapi tantangan.

Sementara itu, Eropa menghadapi gangguan baru pada pasokan energi karena kerusakan pada sistem pipa yang membawa minyak dari Kazakhstan melalui Rusia, menambah kekhawatiran atas anjloknya pasokan gas.

Membatasi kenaikan harga, Iran menuduh Amerika Serikat pada Senin (22/8) menunda upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Teheran 2015 - tuduhan yang dibantah oleh Washington, yang mengatakan kesepakatan itu lebih dekat daripada dua minggu lalu karena fleksibilitas Iran yang nyata.

Dalam pasokan AS, pelaku pasar menunggu data industri yang akan dirilis pada pukul 16.30 waktu setempat pada Selasa. Stok minyak mentah dan bensin AS kemungkinan turun minggu lalu, sementara persediaan sulingan naik tipis, jajak pendapat awal Reuters menunjukkan pada Senin (22/8).

Baca juga: OPEC turunkan perkiraan ekonomi global dan permintaan minyak 2022