Jakarta (ANTARA) - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengungkapkan pasien cacar monyet pertama di Indonesia ternyata bertempat tinggal di sebuah indekos Ibu Kota.

"Atas kesepakatan bersama, jadi domisilinya belum bisa disampaikan. Pokoknya di Jakarta, tinggal di kos-kosan, usianya 27, laki-laki, baru pulang dari Eropa Barat," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Senin.


Meski demikian, Riza mengatakan bahwa jajaran Pemprov DKI Jakarta telah melakukan antisipasi penyebaran dengan memberi tahu warga sekitar tempat domisili pasien tersebut.

"(Untuk warga) sekitarnya juga sudah diberi tahu ya," ucap Riza.
Lebih lanjut, Riza menyampaikan bahwa berdasarkan keterangan yang didapatkannya dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta, yang bersangkutan dipastikan memiliki gejala penyakit cacar monyet dan ada tiga orang lainnya memiliki kontak erat dengan yang bersangkutan.

Baca juga: Warga DKI diimbau tidak panik karena cacar monyet

Riza menuturkan pasien dan tiga orang yang berkontak erat sedang menjalani karantina di tempat masing-masing, namun dia tak menegaskan apakah pasien cacar monyet isolasi di indekos atau tidak.

"Dinas Kesehatan DKI telah memeriksa pasien dan kontak erat. Pasien keadaannya sudah membaik dan masih terus berobat, termasuk yang kontak erat sedang dalam karantina di tempat masing-masing," ucapnya.
Untuk mencegah penularan cacar monyet, Riza mengingatkan warga Ibu Kota untuk menjalani hidup sehat, menjaga pola makan dan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19.

Hal itu karena, tegasnya, di tengah kehadiran penyakit cacar monyet, pandemi COVID-19 masih ada di Indonesia, termasuk Jakarta.


Sebelumnya, pada 20 Agustus 2022, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengumumkan temuan kasus pertama terkonfirmasi cacar monyet di Indonesia pada seorang pasien laki-laki berusia 27 tahun.

Baca juga: Tiga warga DKI kontak erat dengan kasus pertama cacar monyet

Pasien tersebut mengalami keluhan kesehatan beberapa hari setelah kembali ke Indonesia, pasca perjalanan wisata ke beberapa negara di Eropa Barat, pada 8 Agustus 2022.

Pasien memiliki sejumlah gejala, seperti demam, pembesaran kelenjar limpa dan cacar atau ruam di muka, telapak tangan, kaki dan sebagian di sekitar alat genitalia.