Jakarta (ANTARA) - Solois muda Taiwan, LÜCY merilis album penuh pertamanya yang diberi judul namanya sendiri pada Juni lalu dengan mengusung nuansa kontemplatif.

Mengkombinasikan musik folk yang segar dengan nuansa dream pop yang mengawang, LÜCY hendak memperluas jangkauan pendengarnya setelah sukses menarik perhatian di kancah musik lokal Taiwan.

Pada debut pertamanya tersebut LÜCY menghadirkan nuansa kontemplatif, dengan topik yang seringkali bersinggungan langsung dengan hidupnya.

Baca juga: Rahara gandeng Natasha Udu bawakan riang "I Love Us"

"Kebanyakan orang memilih untuk merekam hidupnya dengan menulis diary. Sementara saya, sangat senang merekam apa yang terjadi dalam hidup daya lewat melodi dan lirik," kata LÜCY yang punya nama asli Liao Hsin-ning tersebut dalam keterangannya, Senin.

LÜCY juga mengatakan bahwa album pertama tersebut secara eponim diberi judul LÜCY, adalah sebuah audible diary, dimana hal itu sudah terasa sejak trek pembuka, "2021".

Bukan hanya menyajikan trek yang introspektif dan dinamis, LÜCY juga memunculkan potret kesehariannya lewat suara percakapan dengan keluarga, dengkuran kucing, dan nyanyian burung.

Pada album ini LÜCY juga menghadirkan keberagaman bahasa, meski mayoritas lagunya dinyanyikan dalam Bahasa Inggris dan Mandarin, atau kombinasi keduanya. Seperti pada lagu "Birdie" atau "Heaven.zip". Juga ada bahasa Jepang dalam “OH HEY” dan lagu "isahini" yang dinyanyikan dalam bahasa adat keluarganya.

Adanya keberagaman bahasa itu LÜCY berharap karyanya bisa menjangkau lebih banyak lagi penikmat musik dari berbagai penjuru dunia.

Baca juga: Duo indie-rock HOAX terinspirasi film Michelle Yeoh dalam lagu baru

Baca juga: Yowha rilis ulang karya terdahulu dengan kemasan baru

Baca juga: Eclat Story sapa penggemar di panggung "showcase" perdana