Jakarta (ANTARA) - Pelaksana Tugas Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan bahwa gempa bumi dengan magnitudo 5,6 yang terjadi di wilayah pantai selatan Klungkung, Bali, pada Senin sore tergolong jenis gempa menengah.

Menurut dia, gempa yang pusatnya berada di laut pada kedalaman 134 km di koordinat 9,36 derajat Lintang Selatan dan 115,56 derajat Bujur Timur, sekira 47 mm arah selatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, terjadi akibat aktivitas subduksi lempeng.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik," katanya sebagaimana dikutip dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.

Menurut data BMKG, gempa bumi itu dirasakan di daerah Badung, Denpasar, Klungkung, Mataram, Lombok Barat, dan Lombok Tengah pada skala IV MMI, pada siang hari dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah dan beberapa orang di luar rumah serta menyebabkan gerabah pecah, jendela dan pintu berderik, dan dinding berbunyi.

Selain itu, dampak gempa bumi dirasakan di daerah Buleleng, Tabanan, Karangasem, Gianyar, Lombok Utara, Lombok Timur, Dompu, Sumbawa, Sumbawa Barat, dan Bima pada skala intensitas III MMI, getaran dirasakan nyata di dalam rumah, terasa seakan ada truk berlalu.

Di daerah Jember, getaran akibat gempa bumi itu dirasakan pada skala intensitas II MMI, getaran dirasakan oleh beberapa orang dan menyebabkan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Menurut hasil pemodelan, gempa bumi yang terjadi di wilayah pantai selatan Klungkung tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

"Hingga pukul 16.00 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan," kata Daryono.

BMKG mengimbau warga menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa serta memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa dan tidak mengalami kerusakan yang bisa membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.

Baca juga:
Gempa terjadi di selatan Bali, getarannya dirasakan di Jatim hingga NTB
Gempa dangkal kembali terjadi di Karangasem Bali