Jakarta (ANTARA) - Provinsi Shandong di China timur mencatat pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan peningkatan mata pencaharian masyarakat dan kemajuan dalam perlindungan lingkungan dalam satu dekade terakhir, kata pejabat provinsi itu dalam konferensi pers pada Sabtu (20/8).

Produk domestik bruto (PDB) provinsi tersebut berjumlah 8,3 triliun yuan (1 yuan = Rp2.180) atau sekitar 1,2 triliun dolar AS (1 dolar AS = Rp14.858) pada 2021, naik 66 persen dibandingkan 2012.

Shandong menitikberatkan pembangunan terpadu perkotaan-pedesaan dan mempromosikan pembangunan regional yang terkoordinasi, kata Li Ganjie, Sekretaris Komite Partai Komunis China (Communist Party of China/CPC) Provinsi Shandong.

Dalam 10 tahun terakhir, tingkat urbanisasi penduduk tetap provinsi itu meningkat sebesar 12 poin persentase, dan pendapatan siap dibelanjakan (disposable income) per kapita naik rata-rata sekitar 8,5 persen per tahun. Sekitar 2,52 juta orang telah terbebaskan dari kemiskinan, kata Li.

Selain itu, tingkat konsumsi energi per unit PDB Provinsi Shandong turun rata-rata 4,2 persen setiap tahun dalam satu dekade terakhir, dan proporsi konsumsi energi batu bara menurun 13,8 poin persentase.

Dalam dua tahun terakhir, tingkat rata-rata konsentrasi partikel berbahaya di udara PM2,5 turun masing-masing sebesar 11,5 persen dan 15,2 persen.

Menurut Gubernur Provinsi Shandong Zhou Naixiang, volume perdagangan luar negeri provinsi itu meningkat dari 1,5 triliun yuan menjadi 2,9 triliun yuan dari 2012 hingga 2021, dan proporsi penggunaan modal asing yang sebenarnya terhadap total nasional tumbuh dari 4,8 persen menjadi 12,4 persen pada periode yang sama.