Menteri Trenggono: Tradisi Maleo Pukek dilestarikan bersihkan laut
21 Agustus 2022 20:10 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengikuti kegiatan Maleo Pukek dalam acara Exploring Mandeh: Road To Bulan Cinta Laut (BCL) di Pantai Purus, Kota Padang, Sumatera Barat. ANTARA/HO-KKP
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono meminta agar tradisi menangkap ikan di Sumatera Barat bernama Maleo Pukek terus dilestarikan karena turut membantu membersihkan sampah yang ada di laut.
"Maelo Pukek adalah kearifan lokal yang harus kita jaga dan lestarikan karena ini budaya turun temurun. Bagaimana Maelo Pukek bisa kembali seperti masa jayanya, karena kearifan lokal itu mempertimbangkan keseimbangan alam juga. Saya sudah minta jajaran di KKP menggerakkan ini agar kearifan lokal bisa dibantu sehingga berkembang dengan baik. Ini menandakan kepedulian kita bahwa kesehatan laut sangat penting," kata Menteri Trenggono dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Minggu.
Menteri Trenggono meresmikan Gapura Kampung Tematik Elo Pukek yang dilanjutkan dengan menarik Pukek bersama para nelayan di Pantai Purus dalam acara Exploring Mandeh: Road To Bulan Cinta Laut (BCL) di Pantai Purus, Kota Padang, Sumatera Barat.
Maelo Pukek dinilai efektif sebagai beach cleaner khususnya untuk sampah-sampah plastik yang berada di wilayah perairan pantai, selain tujuan utamanya menangkap ikan.
Maleo Pukek yang artinya menarik pukat atau jaring adalah cara menangkap ikan yang sudah dilakukan secara turun temurun di Ranah Minang. Nelayan menyebarkan pukat ke laut dengan jarak 100 hingga 200 meter dari bibir pantai menggunakan perahu.
Setelah menunggu selama 15 hingga 20 menit, ujung jaring ditarik bersamaan ke pantai kemudian ikan terjebak di bagian tengah jaring. Harapannya, sampah yang terdapat di perairan pantai juga ikut terjaring sehingga laut menjadi bersih.
Di lokasi serupa juga digelar aksi bersih-bersih sampah, melibatkan ratusan orang mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Para peserta datang dari lintas kalangan seperti pelajar, perwakilan pemerintah daerah, TNI/Polri, pegiat lingkungan, hingga masyarakat nelayan. Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan penampilan spektakuler group drumband Politeknik KP Pariaman.
Menteri Trenggono menambahkan, kegiatan bersih-bersih laut dari sampah sebelumnya juga dilakukan di Perairan Mandeh, Kabupaten Pesisir Selatan, oleh peserta Turnamen Fotografi dan Videografi Bawah Air Exploring Mandeh Road To Bulan Cinta Laut, bersama tim Kementerian Kelautan dan Perikanan.
"Saya mengapresiasi ide underwater Clean-up ini, dan saya perintahkan kepada jajaran agar yang telah dilakukan di Mandeh-Sumatera Barat ini menjadi role model bagi daerah lain. Sehingga tidak hanya permukaan saja yang bersih dari sampah, tapi dalam lautnya juga," papar Menteri Trenggono.
Asisten Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Media dan Komunikasi Publik Doni Ismanto yang merupakan ketua panitia acara menambahkan rangkaian kegiatan Exploring Mandeh: Road To Bulan Cinta Laut sebagai bagian dari countdown pelaksanaan Kick Off Bulan Cinta Laut dimana nantinya akan diresmikan secara nasional dalam waktu dekat.
Acara ini juga untuk membantu mempromosikan potensi wisata bahari di Sumatera Barat untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pemilihan Sumatera Barat sebagai lokasi untuk Road To BCL tidak lepas dari pertimbangan Ranah Minang sebagai daerah pesisir yang memiliki banyak potensi kelautan dan perikanan. Belum lagi, KKP juga memiliki sejumlah program penting di Sumbar, di antaranya kampung budidaya maupun kampung nelayan maju di Sumbar.
"Kegiatan ini tentu tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan, kerja sama dan kolaborasi dengan berbagai pihak terkait. Saya selaku Ketua Panitia menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya semua pihak yang terlibat. Mudah-mudahan kegiatan ini membawa manfaat untuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat pesisir," katanya.
Baca juga: Menteri Trenggono: penangkapan ikan harus terukur dan ada kuota
Baca juga: KKP perluas ruang konservasi jadi 30 persen dari total perairan
Baca juga: KKP terapkan lima strategi ekonomi biru maksimalkan potensi laut
"Maelo Pukek adalah kearifan lokal yang harus kita jaga dan lestarikan karena ini budaya turun temurun. Bagaimana Maelo Pukek bisa kembali seperti masa jayanya, karena kearifan lokal itu mempertimbangkan keseimbangan alam juga. Saya sudah minta jajaran di KKP menggerakkan ini agar kearifan lokal bisa dibantu sehingga berkembang dengan baik. Ini menandakan kepedulian kita bahwa kesehatan laut sangat penting," kata Menteri Trenggono dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Minggu.
Menteri Trenggono meresmikan Gapura Kampung Tematik Elo Pukek yang dilanjutkan dengan menarik Pukek bersama para nelayan di Pantai Purus dalam acara Exploring Mandeh: Road To Bulan Cinta Laut (BCL) di Pantai Purus, Kota Padang, Sumatera Barat.
Maelo Pukek dinilai efektif sebagai beach cleaner khususnya untuk sampah-sampah plastik yang berada di wilayah perairan pantai, selain tujuan utamanya menangkap ikan.
Maleo Pukek yang artinya menarik pukat atau jaring adalah cara menangkap ikan yang sudah dilakukan secara turun temurun di Ranah Minang. Nelayan menyebarkan pukat ke laut dengan jarak 100 hingga 200 meter dari bibir pantai menggunakan perahu.
Setelah menunggu selama 15 hingga 20 menit, ujung jaring ditarik bersamaan ke pantai kemudian ikan terjebak di bagian tengah jaring. Harapannya, sampah yang terdapat di perairan pantai juga ikut terjaring sehingga laut menjadi bersih.
Di lokasi serupa juga digelar aksi bersih-bersih sampah, melibatkan ratusan orang mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Para peserta datang dari lintas kalangan seperti pelajar, perwakilan pemerintah daerah, TNI/Polri, pegiat lingkungan, hingga masyarakat nelayan. Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan penampilan spektakuler group drumband Politeknik KP Pariaman.
Menteri Trenggono menambahkan, kegiatan bersih-bersih laut dari sampah sebelumnya juga dilakukan di Perairan Mandeh, Kabupaten Pesisir Selatan, oleh peserta Turnamen Fotografi dan Videografi Bawah Air Exploring Mandeh Road To Bulan Cinta Laut, bersama tim Kementerian Kelautan dan Perikanan.
"Saya mengapresiasi ide underwater Clean-up ini, dan saya perintahkan kepada jajaran agar yang telah dilakukan di Mandeh-Sumatera Barat ini menjadi role model bagi daerah lain. Sehingga tidak hanya permukaan saja yang bersih dari sampah, tapi dalam lautnya juga," papar Menteri Trenggono.
Asisten Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Media dan Komunikasi Publik Doni Ismanto yang merupakan ketua panitia acara menambahkan rangkaian kegiatan Exploring Mandeh: Road To Bulan Cinta Laut sebagai bagian dari countdown pelaksanaan Kick Off Bulan Cinta Laut dimana nantinya akan diresmikan secara nasional dalam waktu dekat.
Acara ini juga untuk membantu mempromosikan potensi wisata bahari di Sumatera Barat untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pemilihan Sumatera Barat sebagai lokasi untuk Road To BCL tidak lepas dari pertimbangan Ranah Minang sebagai daerah pesisir yang memiliki banyak potensi kelautan dan perikanan. Belum lagi, KKP juga memiliki sejumlah program penting di Sumbar, di antaranya kampung budidaya maupun kampung nelayan maju di Sumbar.
"Kegiatan ini tentu tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan, kerja sama dan kolaborasi dengan berbagai pihak terkait. Saya selaku Ketua Panitia menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya semua pihak yang terlibat. Mudah-mudahan kegiatan ini membawa manfaat untuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat pesisir," katanya.
Baca juga: Menteri Trenggono: penangkapan ikan harus terukur dan ada kuota
Baca juga: KKP perluas ruang konservasi jadi 30 persen dari total perairan
Baca juga: KKP terapkan lima strategi ekonomi biru maksimalkan potensi laut
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022
Tags: