Jakarta (ANTARA) - Satgas Penanganan COVID-19 melaporkan per Sabtu, laju suntikan dosis ketiga atau vaksin penguat sudah diberikan pada 25,19 persen dari total warga yang menjadi sasaran vaksinasi COVID-19, yakni sebanyak 234.666.020 orang.

Siaran pers Satgas COVID-19 yang diterima di Jakarta, Sabtu, menunjukkan jumlah penduduk yang telah mendapat suntikan tiga dosis vaksin COVID-19 tersebut bertambah 60.004 orang menjadi 59.106.706 orang.

Sementara itu, penduduk yang mendapatkan dua dosis vaksin COVID-19 bertambah 15.206 orang menjadi 170.605.103 orang atau setara 72,7 persen dari total sasaran.

Sedangkan penerima dosis pertama bertambah 19.071 orang sehingga mencapai 203.101.690 orang atau setara 86,55 persen dari total sasaran.

Baca juga: Misinformasi! Vaksin COVID-19 tiap 6 bulan sekali

Baca juga: Satgas: Penerima dosis penguat vaksin COVID-19 capai 59 juta orang


Sementara untuk penerima dosis keempat atau vaksin penguat kedua bertambah 3.100 orang sehingga menjadi 275.816 orang.

Pada Sabtu, Satgas mencatat ada penambahan 4.922 kasus COVID-19 di Indonesia, 4.302 pasien sembuh serta 22 pasien meninggal akibat COVID-19.

Secara nasional, jumlah kasus aktif naik sebanyak 598 kasus menjadi 52.607 kasus aktif.

Koordinator Tim Pakar Satgas Penganan COVID-19 Wiku Adisasmito meminta kepada pemerintah daerah untuk mendorong capaian vaksin booster atau penguat, terutama yang masih mengalami peningkatan kenaikan kasus tinggi.

"Tidak lelah saya minta kepada pemerintah daerah yang masih belum memenuhi target 30 persen untuk vaksin booster. Khususnya daerah yang masih mengalami peningkatan kasus tinggi," kata Wiku.

Sebab efektivitas vaksin akan menurun setelah enam bulan bagi orang dewasa normal dan tiga bulan untuk lansia.

Oleh karenanya, peran pemimpin daerah seperti gubernur, walikota dan bupati sampai ke tingkat akar rumput di RT/RW sangat penting untuk mengajak masyarakat melakukan vaksinasi COVID-19 termasuk dosis penguat yang kini digencarkan pemerintah pusat.

"Pada prinsipnya pemerintah senantiasa terus melakukan sosialisasi serta perlindungan kepada masyarakat demi mempertahankan herd immunity yang tinggi," tutur Wiku.*

Baca juga: Produksi vaksin PMK lokal digenjot hingga 30 juta dosis di 2023

Baca juga: Bengkulu kembali ajukan penambahan vaksin untuk tenaga kesehatan