Mentan dan petani tanam padi serempak di Konawe Selatan
20 Agustus 2022 17:24 WIB
Menteri Pertanian Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo dan petani melakukan penanaman padi serempak di Desa Cialam Jaya, Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Jumat (19/8/2022) ANTARA/Harianto.
Kendari (ANTARA) - Menteri Pertanian Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo dan petani melakukan penanaman padi serempak di Desa Cialam Jaya, Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara dalam rangka peningkatan produksi pangan.
Berdasarkan keterangan tertulis Humas Kementan diterima di Kendari, Sabtu, saat kunjungan kerja Mentan Syahrul Yasin Limpo di daerah tersebut menyaksikan langsung tanam padi serempak pada Jumat (19/8) malam.
Mentan Syahrul menyampaikan rasa bangga dan hormat kepada para petani, Pemprov Sultra dan juga Pemkab Konsel yang memiliki komitmen kuat untuk terus meningkatkan produksi padi.
"Mohon maaf, ini hari sudah malam tapi melihat bapak ibu semua masih di tengah sawah dan tetap semangat ini membuktikan Kementan tidak sendiri. Saya bisa saja dengar laporan, tapi saya ingin melihat langsung bagaimana pertanian di sini. Dan terbukti, saya jadi lebih optimis," kata Mentan.
Baca juga: Mentan minta petani padi di Sultra bisa panen hingga 8 ton per hektare
Syahrul menyebut, Kementerian Pertanian bersama pemerintah daerah dan petani harus memastikan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia terpenuhi. Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak untuk terus bekerja agar ketahanan pangan nasional terjaga dan ketersediaan pangan aman
"Tantangan kita semakin berat di tengah penanganan pandemi yang belum selesai. Negara-negara lain mengalami goncangan inflasi yang tinggi seperti Amerika, Turki dan lainnya. Tapi, Indonesia bertahan karena faktor sektor pertanian " kata Mentan.
Sektor pertanian, selama ini terus berproduksi sehingga mampu menggerakkan berbagai industri. Karena itu, kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi cukup signifikan.
Gubernur Sultra Ali Mazi mengatakan, sektor pertanian terutama pertanian tanaman pangan dan perkebunan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi di wilayahnya.
Menurut dia, perekonomian Sulawesi Tenggara pada triwulan II 2022 tercatat tumbuh positif sebesar 6,09 persen, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,07 persen, dan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat sebesar 5,44 persen.
"Hal ini tidak terlepas karena peran sektor pertanian dalam mendukung ekonomi daerah. Untuk itu, Pemprov Sultra terus memberikan perhatian besar terhadap pembangunan sektor pertanian karena sebagian besar mata pencaharian penduduk Sultra berasal dari sektor ini," katanya.
Baca juga: Mentan sebut penghargaan swasembada beras IRRI jadi kado HUT ke-77 RI
Sementara itu Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengatakan gerakan tanam bertujuan meningkatkan indeks pertanaman yang awalnya IP200 menjadi IP300 guna meningkatkan produksi dan produktivitas sehingga dapat memenuhi kebutuhan di daerah Konawe Selatan.
Suwandi mengatakan, adanya ancaman krisis pangan global, Kementan telah menyiapkan berbagai program yang menjadi prioritas guna mengamankan ketahanan pangan nasional salah satunya mengurangi impor untuk beberapa komoditas.
"Di antaranya adalah kedelai, gula, sapi, bawang putih, substitusi impor gandum: dengan sagu, sorgum, singkong dan komoditas lain," katanya.
Berdasarkan keterangan tertulis Humas Kementan diterima di Kendari, Sabtu, saat kunjungan kerja Mentan Syahrul Yasin Limpo di daerah tersebut menyaksikan langsung tanam padi serempak pada Jumat (19/8) malam.
Mentan Syahrul menyampaikan rasa bangga dan hormat kepada para petani, Pemprov Sultra dan juga Pemkab Konsel yang memiliki komitmen kuat untuk terus meningkatkan produksi padi.
"Mohon maaf, ini hari sudah malam tapi melihat bapak ibu semua masih di tengah sawah dan tetap semangat ini membuktikan Kementan tidak sendiri. Saya bisa saja dengar laporan, tapi saya ingin melihat langsung bagaimana pertanian di sini. Dan terbukti, saya jadi lebih optimis," kata Mentan.
Baca juga: Mentan minta petani padi di Sultra bisa panen hingga 8 ton per hektare
Syahrul menyebut, Kementerian Pertanian bersama pemerintah daerah dan petani harus memastikan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia terpenuhi. Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak untuk terus bekerja agar ketahanan pangan nasional terjaga dan ketersediaan pangan aman
"Tantangan kita semakin berat di tengah penanganan pandemi yang belum selesai. Negara-negara lain mengalami goncangan inflasi yang tinggi seperti Amerika, Turki dan lainnya. Tapi, Indonesia bertahan karena faktor sektor pertanian " kata Mentan.
Sektor pertanian, selama ini terus berproduksi sehingga mampu menggerakkan berbagai industri. Karena itu, kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi cukup signifikan.
Gubernur Sultra Ali Mazi mengatakan, sektor pertanian terutama pertanian tanaman pangan dan perkebunan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi di wilayahnya.
Menurut dia, perekonomian Sulawesi Tenggara pada triwulan II 2022 tercatat tumbuh positif sebesar 6,09 persen, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,07 persen, dan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat sebesar 5,44 persen.
"Hal ini tidak terlepas karena peran sektor pertanian dalam mendukung ekonomi daerah. Untuk itu, Pemprov Sultra terus memberikan perhatian besar terhadap pembangunan sektor pertanian karena sebagian besar mata pencaharian penduduk Sultra berasal dari sektor ini," katanya.
Baca juga: Mentan sebut penghargaan swasembada beras IRRI jadi kado HUT ke-77 RI
Sementara itu Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengatakan gerakan tanam bertujuan meningkatkan indeks pertanaman yang awalnya IP200 menjadi IP300 guna meningkatkan produksi dan produktivitas sehingga dapat memenuhi kebutuhan di daerah Konawe Selatan.
Suwandi mengatakan, adanya ancaman krisis pangan global, Kementan telah menyiapkan berbagai program yang menjadi prioritas guna mengamankan ketahanan pangan nasional salah satunya mengurangi impor untuk beberapa komoditas.
"Di antaranya adalah kedelai, gula, sapi, bawang putih, substitusi impor gandum: dengan sagu, sorgum, singkong dan komoditas lain," katanya.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022
Tags: