Jakarta (ANTARA) - Indonesia akan menjadi tuan rumah dari konferensi kesehatan yang digelar oleh Healthcare Information and Management Systems Society (HIMSS) pada 27 hingga 28 September 2022.

Konferensi ini akan dihadiri oleh para pembuat keputusan, praktisi, dan ahli di bidang layanan medis dari seluruh wilayah Asia-Pasifik. HIMSS adalah sebuah lembaga nirlaba dunia di bidang transformasi kesehatan digital.

Acara yang diadakan di Bali Nusa Dua Convention Center ini akan membahas strategi percepatan perubahan layanan digital kesehatan di dalam ekonomi terbesar Asia Tenggara serta wilayah sekitarnya di tengah kondisi pandemi COVID-19.

Acara HIMSS22 APAC Health Conference & Exhibition akan menghadirkan serangkaian program edukasi yang mencakup tiga kategori yaitu perawatan, data, dan keterhubungan, di mana edukasi tersebut dipimpin oleh para ahli yang membawa semangat perubahan masa depan ekosistem layanan kesehatan Asia-Pasifik.

Baca juga: Presiden dorong ketahanan kesehatan di kawasan dalam KTT ASEAN

"Saya sangat senang untuk melanjutkan kerja sama dengan para pemangku kepentingan di Indonesia menuju tujuan yang lebih besar, yaitu digitalisasi sistem kesehatan nasional dalam rangka meningkatkan pelayanan, kualitas, keamanan perawatan, dan pemerataan kesehatan," ujar Vice President dan Executive Director HIMSS untuk kawasan Asia-Pasifik Simon Lin dalam keterangannya, Sabtu.

"Investasi telah dilakukan secara signifikan oleh perusahaan-perusahaan besar teknologi serta para investor ke dalam sektor teknologi digital di Indonesia. Dengan perkembangan ini, sistem kesehatan nasional kini lebih siap menghadapi transformasi digital yang akan mendukung layanan kesehatan yang lebih baik dan hasil kesehatan pasien yang lebih baik," tambah Simon.

HIMSS, dengan anggota yang hampir mencapai 10.000 di wilayah Asia-Pasifik, memutuskan untuk mengadakan konferensi tahun ini di Bali setelah adanya beberapa pertimbangan. Salah satunya terkait dengan bagaimana pemerintah Republik Indonesia bekerja sama dengan berbagai startup untuk mengangkat telehealth, yang akan menghadirkan wawasan bagi negara-negara di seluruh dunia yang masih mencari cara mengangkat telehealth dan mengurangi beban di sistem kesehatan mereka.

Selain itu, HIMSS dapat membantu pertukaran pengetahuan antara delegasi asing dan delegasi lokal, dan banyak hal yang dapat dipelajari satu sama lain oleh kedua belah pihak.

Beberapa pemimpin utama di bidang layanan kesehatan Indonesia akan terlibat di HIMSS22 APAC Health Conference & Exhibition tahun ini sebagai steering committee.

Baca juga: Pentingnya kolaborasi regional jaga kesehatan warga dan ekonomi negara
"Pimpinan dan profesional rumah sakit di bidang Teknologi Informatika dan digitalisasi perlu datang ke Bali dan belajar dari satu sama lain dan bersama-sama membangun industri layanan kesehatan nasional yang lebih kuat," ujar Dr.dr. Fathema Djan Rachmat, Sp.B, Sp.BTKV (K), selaku Ketua Umum Komite Pengarah HIMSS22 APAC Health Conference & Exhibition.

Konferensi ini akan menghadirkan para ahli dan profesional di bidang kesehatan digital dari Indonesia, Singapura, India, Korea Selatan, Taiwan, Kanada, Inggris, Amerika Serikat, serta negara-negara lain dalam beragam rapat kerja dan lokakarya.

Topik yang akan dibahas termasuk cybersecurity dan data privacy, penggunaan cloud computing dalam transformasi kesehatan digital, pertukaran informasi kesehatan, informatika keperawatan, studi kasus transformasi digital di Asia-Pasifik, dan lain-lain.

Selain itu, konferensi ini juga bertujuan untuk menunjukkan komitmen dan upaya Indonesia dalam transformasi digital, yang dibuktikan dengan kemitraan antara HIMSS dan berbagai pelaku layanan kesehatan di tanah air, termasuk Kementerian Kesehatan RI.

Indonesia sedang merevolusi pelayanan kesehatannya secara digital, terutama dalam mewujudkan cetak biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024. HIMSS bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI dan berbagai penyedia layanan kesehatan untuk mempercepat transformasi digital di Indonesia.

"Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sudah menjalani beberapa kolaborasi untuk membuat standar Electronic Medical Record Adoption Model (EMRAM)," jelas Setiaji, S.T., M.Si. dari Digital Transformation Office, Kementerian Kesehatan RI, merujuk pada sebuah istilah HIMSS yang digunakan untuk menggambarkan maturitas digital rumah sakit, dengan Tingkat 7 menjadi yang tertinggi.

Baca juga: Presiden buka Konferensi Internasional Keamanan Kesehatan Global

“Kami berharap pada 2024, dua persen rumah sakit di Indonesia dapat mencapai tingkat tertinggi,” tambahnya.

Pada Juli, Kementerian Kesehatan RI telah meluncurkan platform integrasi data perawatan kesehatan yang diberi nama SATUSEHAT, dengan target sekitar 8.000 fasilitas kesehatan di Indonesia akan terintegrasi dengan platform tersebut hingga akhir 2022.

Pemerintah juga telah menyiapkan enam pilar transformasi kesehatan: transformasi teknologi kesehatan, transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, dan transformasi sumber daya manusia kesehatan.

Langkah pemerintah tersebut sangat tepat, transformasi di tengah perubahan cepat teknologi di berbagai bidang. Bukan saja pada sektor mobilitas, logistik, perdagangan dan lokapasar, pendidikan, dan lain sebagainya, sektor kesehatan juga harus memiliki dukungan teknologi yang mumpuni demi penanganan yang lebih tepat, cepat, dan optimal.

Memang sudah menjadi keharusan bahwa dunia kesehatan pun harus mengadopsi dan terus terlibat dalam perkembangan teknologi digital, karena selain pola kehidupan masyarakat yang sudah berubah, terutama sejak pandemi, teknologi juga banyak memberikan kemudahan dan membuat lebih efisien.

Tumbuh pesatnya pelayanan telemedisin beberapa tahun terakhir membuktikan bahwa cara pemenuhan kebutuhan akan pelayanan kesehatan pada masyarakat telah berubah.

Baca juga: Ada konferensi digital bahas isu kesehatan di era normal baru

Baca juga: Kiprah Indonesia cegah pandemi lanjutan melalui GHSP

Baca juga: Kemenkes ungkap tantangan digitalisasi layanan kesehatan di Indonesia