New York (ANTARA) - Wall Street turun pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) dalam aksi jual luas yang dipimpin oleh saham berkapitalisasi besar, karena imbal hasil obligasi AS naik dengan S&P 500 membukukan kerugian untuk minggu ini setelah empat pekan berturut-turut naik.
Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 292,30 poin atau 0,86 persen, menjadi menetap di 33.706,74 poin. Indeks S&P 500 berkurang 55,26 poin atau 1,29 persen, menjadi berakhir di 4.228,48 poin. Indeks Komposit Nasdaq anjlok 260,13 poin atau 2,01 persen, menjadi ditutup di 12.705,21 poin.
Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor konsumer non-primer dan keuangan masing-masing merosot 2,10 persen dan 2,02 persen, memimpin penurunan. Sementara itu, kelompok perawatan kesehatan dan energi naik tipis.
Ketiga indeks utama mencatat kerugian untuk minggu ini. Indeks S&P 500 turun sekitar 1,2 persen dan Nasdaq jatuh 2,6 persen dalam penurunan mingguan pertama mereka setelah empat minggu naik. Dow kehilangan sekitar 0,2 persen untuk minggu ini.
Amazon.com, Apple dan Microsoft semuanya jatuh dan merupakan hambatan terbesar pada S&P 500 dan Nasdaq. Suku bunga yang lebih tinggi cenderung negatif untuk saham-saham teknologi dan pertumbuhan, yang penilaiannya lebih bergantung pada arus kas masa depan.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS menguat, dengan imbal acuan obligasi AS 10-tahun hampir mencapai 3,0 persen, setelah Jerman melaporkan rekor kenaikan harga produsen bulanan yang tertinggi.
Investor telah menimbang seberapa agresif Federal Reserve mungkin perlu menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi.
Presiden Federal Reserve Richmond, Thomas Barkin mengatakan pada Jumat (19/8/2022) bahwa pejabat bank sentral AS memiliki "banyak waktu" sebelum mereka perlu memutuskan seberapa besar kenaikan suku bunga untuk disetujui pada pertemuan kebijakan 20-21 September mereka.
"Kenaikan suku bunga di seluruh dunia dan pembicaraan keras dari para bankir sentral digunakan sebagai alasan untuk mendorong saham lebih rendah dalam volume yang sangat ringan pada sesi Jumat (19/8/2022) Agustus," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities di New York.
Setelah mencatat paruh pertama terburuk sejak 1970, S&P 500 telah melambung sekitar 16 persen dari level terendah pertengahan Juni, didorong oleh laba perusahaan yang lebih kuat dari perkiraan dan harapan ekonomi dapat menghindari resesi bahkan ketika Fed menaikkan suku bunga.
Bank sentral AS perlu terus menaikkan biaya pinjaman untuk menjinakkan inflasi yang tinggi selama beberapa dekade, sejumlah pejabat bank sentral AS mengatakan pada Kamis (18/8/2022), bahkan ketika mereka memperdebatkan seberapa cepat dan seberapa tinggi untuk mengangkatnya.
The Fed telah menaikkan suku bunga acuan overnight sebesar 225 basis poin sejak Maret untuk melawan inflasi pada level tertinggi empat dekade.
Fokus minggu depan mungkin pada pidato Ketua Fed Jerome Powell tentang prospek ekonomi pada konferensi bank sentral global tahunan di Jackson Hole, Wyoming.
Saham Meme Bed Bath & Beyond Inc terjun 40,5 persen karena investor miliarder Ryan Cohen keluar dari pengecer barang-barang rumah tangga yang kesulitan itu dengan menjual sahamnya.
Saham Deere & Co berakhir sedikit lebih tinggi, bahkan setelah menurunkan prospek laba setahun penuh dan mengatakan telah menjual habis traktor-traktor besar karena bergulat dengan kekurangan suku cadang dan biaya tinggi.
Volume transaksi di bursa AS mencapai 10,01 miliar saham, merupakan salah satu volume harian terendah tahun ini.
Baca juga: IHSG jelang akhir pekan diprediksi naik tipis, ikuti Wall Street
Baca juga: Wall Street naik moderat, terangkat saham sektor teknologi
Wall St turun karena imbal hasil naik, indeks catat kerugian mingguan
20 Agustus 2022 06:48 WIB
Ilustrasi - Reaksi pialang di lantai Bursa Saham New York, Amerika Serikat. ANTARA/REUTERS/Brendan McDermid/aa.
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022
Tags: