Bulog sebut ketahanan stok beras nasional saat ini tinggi dan aman
19 Agustus 2022 16:11 WIB
Tangkapan layar - Kepala Divisi Pengadaan Komoditi Perum Bulog Budi Cahyanto dalam seminar web Forum Merdeka Barat 9 di Jakarta, Jumat (19/8/2022). Perum Bulog mengatakan ketahanan stok beras nasional saat ini tinggi dan aman dengan stok sekitar 1,1 juta ton. ANTARA/YouTube @FMB9ID_ IKP
Jakarta (ANTARA) - Perum Bulog mengatakan ketahanan stok beras nasional saat ini tinggi dan aman dengan stok kurang lebih 1,1 juta ton.
"Bahkan sesuai dengan amanat pemerintah, kita saat ini memiliki stok kurang lebih 1,1 juta ton beras," ujar Kepala Divisi Pengadaan Komoditi Perum Bulog Budi Cahyanto dalam seminar web Forum Merdeka Barat 9 yang dipantau di Jakarta, Jumat.
Hal itu, katanya, juga sudah sesuai dengan ketentuan Organisasi Pangan dan Pertanian atau Food and Agriculture Organization (FAO), rekomendasi peraturan menteri pertanian (Permentan), serta rekomendasi dari para analis di mana dengan jumlah penduduk Indonesia kurang lebih 260 juta orang paling tidak kita memiliki stok antara 1-1,5 juta ton.
Budi mengatakan, memang apa yang sudah dilakukan secara bersama-sama dari tingkat petani dan yang diupayakan oleh pemerintah sekarang, konsumsi karbohidrat tertinggi masyarakat Indonesia dari beras sehingga saat ini ketahanan stok beras cukup tinggi.
"Ini sekarang kita kuasai dan sebarkan di seluruh wilayah Indonesia. Untuk beras sendiri, saya pikir stoknya sangat kuat. Kita sebenarnya tidak perlu khawatir, bahkan kita sebetulnya berpeluang untuk melakukan ekspor beras," katanya.
Indonesia sebenarnya merupakan produsen beras terbesar kedua dunia setelah China, hanya saja konsumsi masyarakat Indonesia terhadap beras tinggi.
Indonesia memiliki potensi untuk melakukan ekspor, hanya saja nanti Bulog akan orientasikan ekspor beras yang dilakukan adalah beras-beras yang memang khusus terdapat di Indonesia seperti Pandan wangi dan Rojolele.
Hal ini merupakan tantangan ke depan bagaimana Bulog barangkali bisa membuka peluang ekspor ke negara-negara lain yang memang membutuhkan.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo dalam Pidato Kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2022 menyampaikan untuk beras konsumsi Indonesia sudah tidak lagi impor dalam tiga tahun terakhir.
Pembangunan bendungan dan irigasi telah mendukung peningkatan produktivitas nasional.
Indonesia juga baru saja memperoleh penghargaan dari International Rice Research Institute karena dinilai mampu mencapai sistem ketahanan pangan dan swasembada beras sejak 2019.
Baca juga: Bulog: Penghargaan IRRI bukti produksi beras nasional meningkat
Baca juga: Bulog-BKKBN sosialisasi beras fortivit cegah stunting
Baca juga: Belajar dari Bulog dalam memperkuat lumbung pangan
"Bahkan sesuai dengan amanat pemerintah, kita saat ini memiliki stok kurang lebih 1,1 juta ton beras," ujar Kepala Divisi Pengadaan Komoditi Perum Bulog Budi Cahyanto dalam seminar web Forum Merdeka Barat 9 yang dipantau di Jakarta, Jumat.
Hal itu, katanya, juga sudah sesuai dengan ketentuan Organisasi Pangan dan Pertanian atau Food and Agriculture Organization (FAO), rekomendasi peraturan menteri pertanian (Permentan), serta rekomendasi dari para analis di mana dengan jumlah penduduk Indonesia kurang lebih 260 juta orang paling tidak kita memiliki stok antara 1-1,5 juta ton.
Budi mengatakan, memang apa yang sudah dilakukan secara bersama-sama dari tingkat petani dan yang diupayakan oleh pemerintah sekarang, konsumsi karbohidrat tertinggi masyarakat Indonesia dari beras sehingga saat ini ketahanan stok beras cukup tinggi.
"Ini sekarang kita kuasai dan sebarkan di seluruh wilayah Indonesia. Untuk beras sendiri, saya pikir stoknya sangat kuat. Kita sebenarnya tidak perlu khawatir, bahkan kita sebetulnya berpeluang untuk melakukan ekspor beras," katanya.
Indonesia sebenarnya merupakan produsen beras terbesar kedua dunia setelah China, hanya saja konsumsi masyarakat Indonesia terhadap beras tinggi.
Indonesia memiliki potensi untuk melakukan ekspor, hanya saja nanti Bulog akan orientasikan ekspor beras yang dilakukan adalah beras-beras yang memang khusus terdapat di Indonesia seperti Pandan wangi dan Rojolele.
Hal ini merupakan tantangan ke depan bagaimana Bulog barangkali bisa membuka peluang ekspor ke negara-negara lain yang memang membutuhkan.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo dalam Pidato Kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2022 menyampaikan untuk beras konsumsi Indonesia sudah tidak lagi impor dalam tiga tahun terakhir.
Pembangunan bendungan dan irigasi telah mendukung peningkatan produktivitas nasional.
Indonesia juga baru saja memperoleh penghargaan dari International Rice Research Institute karena dinilai mampu mencapai sistem ketahanan pangan dan swasembada beras sejak 2019.
Baca juga: Bulog: Penghargaan IRRI bukti produksi beras nasional meningkat
Baca juga: Bulog-BKKBN sosialisasi beras fortivit cegah stunting
Baca juga: Belajar dari Bulog dalam memperkuat lumbung pangan
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022
Tags: