Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar wisuda sekolah lansia guna mendukung terbentuknya ketangguhan dan kemandirian utamanya pada lansia yang tinggal di dalam sebuah keluarga.

“Sekolah lansia sebagai salah satu upaya pendidikan non-formal sepanjang hayat, bagi lanjut usia untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku, dan keterampilan keluarga lansia dalam meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan lansia,” kata Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Nopian Andusti saat ditemui usai acara wisuda di Jakarta, Kamis.

Nopian menyebutkan sebanyak 23 wisudawan lansia yang berasal dari Sekolah Lansia Jakarta, telah mengikuti wisuda di Ruang Auditorium Kantor BKKBN Pusat, Jakarta Timur. Acara tersebut digelar pihaknya bekerjasama dengan Indonesia Ramah Lansia (IRL) dan Universitas Respati Indonesia (Urindo).

Usia wisudawan lansia berada pada rentang 60-74 tahun, dengan tempat kelahiran yang didominasi oleh Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Sekolah lansia di Indonesia merupakan bentuk tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 88 Tahun 2021 terkait strategi nasional kelanjutusiaan. Sudah ada 44 sekolah lansia dengan rincian di DI Yogyakarta (11), Jawa Barat (19), DKI Jakarta (1), Jawa Timur (10), Sumatera Utara (1), Kalimantan Selatan (1) serta Nusa Tenggara Timur (1).

Baca juga: BKKBN: Wujudkan lansia tangguh bentuk ketahanan demografi

Nopian menambahkan berdasarkan data BPS tahun 2021, Indonesia telah memiliki 29,3 juta jiwa penduduk lansia. Namun, 43,29 persen di antaranya berasal dari rumah tangga dengan kelompok pengeluaran 40 persen terbawah.

Namun, banyak lansia memiliki karakteristik yang belum bisa dikatakan sudah mandiri karena terdapat banyak keterbatasan dalam menopang hidupnya menjadi mandiri dan produktif.

Dengan demikian, BKKBN bersama para mitra mendirikan sekolah lansia sebagai pemenuhan kebutuhan layanan lansia berbasis jangka panjang, dengan mengembangkan kemampuan kognitif dan sosialnya. Diharapkan lansia yang mengikuti sekolah dapat terus berkarya dan berguna bagi keluarga serta lingkungannya.

“Sekolah lansia dibangun agar mereka tidak membebani keluarganya, tidak membebani lingkungannya tapi bisa menopang keluarganya, menopang lingkungannya. Ini yang kita harapkan,” ujar Nopian.

Rektor Universitas Respati Indonesia Tri Budi W. Rahardjo menambahkan wisudawan akan lulus sebagai Duta Lansia yang membekali berbagai macam pengetahuan yang dikemas secara menarik dan didasari oleh tujuh dimensi lansia tangguh.

Ketujuh dimensi lansia itu adalah spiritual, intelektual, fisik, emosional, sosial kemasyarakatan, profesional vokasional dan lingkungan. Melalui ilmu tersebut, para wisudawan lansia diharapkan dapat menjadi lebih tangguh baik dalam aspek kesehatan, ekonomi, budaya, sosial maupun penguasaan teknologi.

Ilmu-ilmu yang diberikan oleh sekolah lansia disesuaikan dengan kebutuhan para lansia. Hal itu termasuk pemberian ilmu pengasuhan cucu bagi kakek-nenek hingga diselipkan kearifan lokal daerah.

Para lansia biasa menghadiri kelas seminggu sekali dengan durasi waktu dua jam. Semua kelas diikuti selama enam bulan penuh tanpa dipungut biaya apapun, termasuk turun ke lapangan untuk secara aktif terlibat dengan aktivitas pemberdayaan masyarakat di lingkungan sekitarnya.

“Kami berharap mereka dapat menjadi lansia yang sehat, mandiri dan produktif,” ujar Tri.

Dalam acara itu, BKKBN bersama mitra juga melakukan pre launching buku Gerontologi sebagai wahana belajar bagi para dosen, guru, fasilitator, maupun peserta sekolah lansia.

Baca juga: Menkes tekankan faskes harus siap wujudkan lansia sehat dan tangguh