Ia menjelaskan ada 10 jenis bantuan yang sudah tersalurkan secara bertahap untuk masyarakat terdampak, yakni 300 lembar selimut, 200 lembar kasur, 100 lembar tikar dan 104 paket makanan anak-anak.
Selanjutnya 200 paket makanan siap saji yang masih terus berlangsung, 100 paket perlengkapan perempuan dan 100 paket makanan bayi berusia lima tahun (balita) serta 100 paket perlengkapan bayi.
Baca juga: BPBD operasikan empat alat berat keruk sungai Tolai antisipasi banjir
Sejumlah objek yang menjadi fokus penanganan di lokasi banjir bandang, lanjut Nursyamsu, adalah warga yang memiliki kebutuhan khusus, ibu sebagai orang tua tunggal, anak-anak serta orang tua lanjut usia (lansia).
Terhadap warga dengan kebutuhan khusus dan anak-anak, Kemensos melalui Sentra Nipotowe Palu mengutus pegawai maupun pekerja sosial, untuk mendampingi penyintas di posko guna memberikan layanan psikososial.
Sedangkan untuk orang dewasa serta ibu sebagai orang tua tunggal, lanjut Nursyamsu, pihaknya akan memberikan pendampingan pemberdayaan yang bersifat pemulihan ekonomi pasca bencana.
Baca juga: BPBD: Puluhan warga Desa Torue mengungsi pascabanjir susulan
Hasil pendataan yang dilakukan pasca bencana banjir bandang 28 Juli 2022, terdapat tiga korban jiwa, empat orang hilang, 1.459 jiwa dari 507 Kepala Keluarga (KK) terdampak, 63 rumah warga rusak, yakni 32 unit rumah rusak berat, 21 rumah rusak ringan dan 10 rumah hilang tersapu banjir.
Sementara banjir susulan 14 Agustus 2022, membuat 390 jiwa warga Torue kembali mengungsi ke posko-posko yang sudah tersedia.
"Berdasarkan data itu tidak akan ada yang terlewatkan objek tersebut, karena terlaksana secara runut yang melibatkan tim Tagana itu sendiri sehingga misi dari Kemensos untuk menjamin kesejahteraan sosial setiap warga negara tercapai," demikian Nursyamsu.
Baca juga: Pemkab Parigi perpanjang tanggap darurat banjir Torue selama 30 hari