Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan neraca beras Indonesia diperkirakan mengalami surplus 3,73 juta ton sejak Januari hingga September 2022 seiring dengan pembangunan pertanian domestik.

Surplus tersebut berasal dari perkiraan produksi beras yang mencapai 26,45 juta ton pada periode tersebut, sedangkan konsumsi beras diproyeksikan sebanyak 22,72 juta ton.

"Kondisi ini menandakan penanganan ekosistem ketahanan pangan dan pertanian Indonesia terus membaik," ucap Menko Airlangga Hartarto dalam konferensi pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2023 yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.

Adapun pada Januari 2022, neraca beras Indonesia sempat mengalami defisit sebesar 1,12 juta ton. Begitu pula pada Februari yang mencatat defisit 190 ribu ton.

Baca juga: Mentan perkirakan neraca beras hingga Desember masih surplus
Namun pada Maret dan April, neraca beras Indonesia mengalami surplus masing-masing sebesar 2,89 juta ton dan 1,83 juta ton. Sedangkan pada Mei dan Juni terjadi defisit neraca beras masing-masing sebesar 200 ribu ton dan 10 ribu ton.

Sementara ia mengungkapkan untuk Juli, Agustus, dan September, diperkirakan neraca beras masing-masing mengalami surplus 470 ribu ton, defisit 460 ribu ton, dan surplus 520 ribu ton.

"Rata-rata produksi beras kita selama tiga tahun berturut yaitu 31,3 juta ton, dimana stok terakhir itu sudah di atas 10 juta ton dan di akhir tahun diperkirakan sebanyak tujuh juta ton," katanya.

Di sisi lain Menko Airlangga Hartarto menuturkan terdapat penurunan impor jagung dari 3,5 juta menjadi 800 ribu. Dengan demikian seluruh kebijakan terkait pertanian, termasuk Produk Rekayasa Genetika (GMO) diharapkan akan meningkatkan ketahanan serta diversifikasi pangan.

Baca juga: Mentan sebut jumlah provinsi defisit beras telah berkurang