Atlet Paralimpiade Athena 2004 itu terlahir tanpa tangan kiri dan orang tuanya disarankan untuk memasang prostesis untuk membantu perkembangannya.
Akan tetapi, alat itu membuat ketel berisi air panas jatuh ketika Smith masih balita dan membakar 15 persen tubuhnya.
"Dulu selalu ada anggapan bahwa prostetik ini sebenarnya sama sekali tidak membantu, alat bantu itu menciptakan kejadian paling traumatis dalam hidup saya," kata Smith.
Namun, rasa penasarannya terpantik ketika dia dihubungi oleh Covvi di Leeds, Inggris utara, untuk mencoba tangan Nexus buatan mereka.
Menyadari bahwa hal itu akan menjadi tantangan emosional bagi dirinya, Smith dipasangi alat tersebut pada April ketika berusia 37 tahun.
"Saya pikir saya sudah siap mencoba sesuatu seperti ini," katanya.
Tangan bionik mengubah impuls listrik dari otot lengan atas menjadi gerakan yang dipicu saraf motorik pada tangan, sehingga penggunanya mampu memegang gelas, membuka pintu atau memungut telur.
Simon Pollard, yang mendirikan Covvi lima tahun lalu, mengatakan dia ingin menambahkan fitur bluetooth ke tangan bionik itu sehingga kemampuannya bisa diperbarui lewat aplikasi.
"Fakta bahwa kita dapat mengubah beberapa hal yang diinginkan pengguna dari jarak jauh menjadi sesuatu yang benar-benar hebat dan pertama di pasar ini," kata CEO Covvi tersebut.
Beberapa tangan bionik buatan pesaing bisa dikendalikan dengan aplikasi, tetapi Pollard mengatakan kemampuan berkomunikasi dengan sebuah perangkat tunggal adalah kelebihan Nexus.
Untuk melakukan hal itu, data secara anonim dikumpulkan dari setiap pemakai oleh mitranya, NetApp.
Pollard mengatakan Covvi telah bekerja sama dengan 27 distributor di seluruh dunia, termasuk Australia, China dan Amerika Serikat, dan dia berencana menambah produksi bulanan menjadi 100 unit.
Smith, yang kini menjadi pembicara dan penulis buku anak-anak, mengatakan Covvi telah membuat gerakan-gerakan baru untuknya.
"Ada beberapa anak bertanya apakah saya bisa melakukan gerakan tangan yang berbeda, ada gerakan yang sopan dan yang lain tidak begitu sopan," kata dia.
"Saya tanyakan ke Covvi pagi ini, dan saya tahu mereka akan menyelesaikannya dalam beberapa jam ke depan," katanya.
Dia mengatakan teknologi itu tidak hanya mengubah hidupnya, tetapi juga hidup ketiga anaknya.
"Mereka pikir ini luar biasa dan saya seperti setengah robot setengah manusia," kata dia.
Dia mengatakan kesan "bionik" tangan itu menjadi daya tarik dan dirinya bangga dengan perbedaan yang dimilikinya.
"Saya tidak berusaha menutupi siapa saya," katanya. "Saya menambah dan memperluas kemampuan saya dengan mengakses teknologi yang tak pernah ada sebelumnya."
Sumber: Reuters
Baca juga: Tangan bionik mengembalikan sensasi menyentuh
Baca juga: Pentingnya teknologi prostetik maksilofasial perawatan gigi