Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi melemah di tengah peluang berkurangnya agresivitas bank sentral Amerika Serikat The Fed dalam menaikkan suku bunga.

Rupiah pagi ini melemah 33 poin atau 0,22 persen ke posisi Rp14.775 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.742 per dolar AS.

"Fed fund futures menunjukkan peluang lebih besar bagi pejabat The Fed menaikkan suku sebesar 50 basis poin ketika mereka bertemu pada akhir September, daripada 75 basis poin seperti yang telah mereka lakukan pada dua pertemuan terakhir mereka," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.

Kenaikan pada laporan pekerjaan AS untuk Juli meredakan kekhawatiran atas prospek resesi. Sebelumnya, beberapa investor khawatir bahwa laju kenaikan suku bunga yang agresif oleh bank sentral AS dapat mendorong ekonomi ke dalam resesi.

Sementara itu, data inflasi minggu lalu menunjukkan perlambatan bulanan terbesar dalam kenaikan harga konsumen sejak 1973.

Meskipun demikian, dolar AS melonjak pada awal pekan kemarin ke level tertinggi dalam satu minggu.

Selanjutnya, AS akan merilis angka penjualan ritel Juli pada Rabu (17/8), yang akan dipantau untuk indikasi kekuatan belanja konsumen setelah perlambatan pertumbuhan pada kuartal kedua.

Investor juga akan mendapatkan sentimen baru terkait pasar perumahan AS yang mendingin yang akan dirilis pada Selasa waktu setempat, setelah data sebelumnya jatuh ke level terendah dalam sembilan bulan pada Juni.

Pada Senin (15/8/2022) lalu, rupiah ditutup melemah 74 poin poin atau 0,5 persen ke posisi Rp14.742 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.668 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah Selasa pagi melemah 33 poin
Baca juga: Dolar AS menguat, Aussie jatuh setelah data ekonomi China melemah
Baca juga: Rubel jatuh tembus 61 vs dolar, dipicu konversi "depository receipts"